'Karena Allah mengenal dan mengasihi kita sejak semula. Dia pun sudah menetapkan agar kita menjadi serupa dengan Anak-Nya, dan supaya Yesus menjadi Anak sulung di antara banyak saudara-saudari. Sejak awal, kita sudah masuk dalam rencana Allah, lalu kita dipanggil menjadi anggota keluarga-Nya. Melalui pengurbanan Kristus, kita dibenarkan dalam pandangan Allah, dan pada akhirnya nanti kita akan menikmati kemuliaan-Nya. '

Roma 8:29-30 TSI

Pernahkah saudara menonton film the Fast and the Furious? Di mana protagonis utamanya yaitu Dominic Toretto selalu mengutamakan “keluarga”-nya walau tidak memiliki hubungan darah. Mengapa saya menggunakan ilustrasi seperti itu, karena seharusnya kita bisa belajar dari mereka dalam kekeluargaan kita di gereja ataupun komunitas rohani kita.

Dalam film Fast & Furious 6, Dom pernah mengatakan “You don’t turn your back on family. Even when they do.” Hal ini seringkali sulit dilakukan. Ketika terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat dalam anggota keluarga kita (bahkan keluarga rohani), kita cenderung menghakimi atau menjauh. Saya rasa perselisihan itu lumrah terjadi, namun yang penting bagi kita adalah bagaimana reaksi kita dengan perselisihan itu dan hikmah apa yang bisa kita ambil dari perselisihan itu.

Saya sendiri pernah berada pada posisi tersebut, yang pada akhirnya ketika masalah tersebut telah berlalu, saya bisa mengerti apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang bisa saya gunakan untuk membentuk saya menjadi pribadi yang lebih baik.

Pada ayat di atas, disebutkan bahwa Kristuslah yang menjadi Anak Sulung di antara kita semua. Sebagai saudara, kita selalu bisa belajar dari kakak kita. Begitu juga kepada Kristus. Kita harus bisa menanyakan what would Jesus do dalam setiap permasalahan dan perselisihan yang terjadi di dalam kehidupan kita, baik di gereja, rumah, ataupun marketplace. Belajarlah dari “Kakak Pertama” kita, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus, agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi! Jesus blesses us!