New Wine International Church

View Original

Saatnya Jadi Jawaban Doa

Sesuatu yang penting tapi acapkali terlewati oleh kita, tertulis jelas di kitab Yakobus dengan judul, “Jangan memandang muka”.

“Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk, dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: ”Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!”, sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: ”Berdirilah di sana!” atau: ”Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!”, bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?”

“Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran. Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.”
(Yak 2‬:‭2‬-‭4, 9-10)

Begitu seriusnya hal ini di mata Tuhan. Sedang di mata dunia, wajar jika kita lebih menghargai mereka yang mapan. Namun tidak demikian bagi Tuhan. Jangan lagi anggap sepele pembedaan itu!

Tuhan menginginkan persatuan, yang tidak akan mungkin dicapai selama kita masih saling membedakan, masih merasa lebih superior dari yang lain.

UNITY REQUIRES HUMILITY. Renungkan perikop “Nasihat supaya bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus” pada Filipi 2:1-11.

Kerinduan Tuhan atas persatuan umatNya, tertuang dalam doa Yesus (Yohanes 17).

Ketika kita selalu dan selalu memohon banyak permohonan kepada Tuhan, lupakah kita bahwa IA juga Pribadi yang punya perasaan? Pernahkah kita perduli akan perasaanNya? Apa yang IA inginkan, melebihi berbagai keinginan kita?

Membaca Yohanes 17, kita juga sedang membaca kerinduan hatiNya:
1. Ia ingin agar di mana IA berada, kitapun dapat ada di sana.
2. Ia ingin agar kita semua murid-muridNya menjadi satu.

BERSATU ADALAH CARA KITA MENJAWAB DOA YESUS.
Dimulai dari terus-menerus mengingatkan diri agar selalu rendah hati, tingkatkan empati untuk bisa mementingkan kepentingan orang lain, dan upayakan persatuan mulai dari keluarga di rumah hingga keluarga di gereja.

SEBAB PERSATUAN TUBUH, AKAN MEMULIAKAN SANG KEPALA.
“… supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.”
‭‭(Yoh 17‬:‭22‬-‭23‬ )

PERSATUAN MENYATAKAN KETUHANAN YESUS, KETIKA PENGIKUTNYA HIDUP RUKUN SALING MENGASIHI TANPA PANDANG MUKA. Sebuah kasih yang bukan berasal dari dunia.