Impressing or Influencing(?)

Manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan. Artinya, ada karakteristik Tuhan yang manusia juga miliki, yaitu : pikiran, perasaan, dan kehendak.

Ketiganya sangat berkaitan, dan memiliki sangkut paut yang erat. Mulai dari apa yang kita lihat menentukan apa yang kita pikirkan, apa yang kita pikirkan menentukan apa yang kita rasakan, apa yang kita rasakan akan menentukan kehendak kita, menentukan keinginan dan menghasilkan perbuatan.

Itu artinya, apapun yang kita lihat/dengar/alami, pada akhirnya akan menentukan bagaimana kita berperilaku.

Namun, apakah yang kita lihat/dengar/alami adalah selalu hal yang baik? Tidak.

Itulah kenapa kita semua terbentuk dari sekitar kita yang tidak baik. Bahkan yang terlihat baik saja ternyata bisa jadi tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Kita sering sekali berbuat baik, tapi motivasinya salah. Misalnya, kita berbuat baik supaya dilihat orang, dipuji orang, atau bahkan untuk menyindir orang lain. Motivasi bisa berbagai macam tergantung bagaimana kita terbentuk di lingkungan tersebut. Dan mirisnya, kita dapat melakukan hal baik dengan motivasi yang salah secara spontan karna sudah terbiasa. Tentu melakukan dosa seperti itu tidak perlu berlatih, kita semua bisa memiliki motivasi yang salah tanpa perlu diajarin.

Sadar atau tidak sadar kita melakukannya. Namun Tuhan melihat segala sesuatu bahkan sampai lipatan terkecil hati kita. Itulah salah satu alasan kenapa berbuat baik tidak pernah cukup untuk membuat manusia berkenan. Bukan perbuatan baik yang melayakkan, tapi perjuangan-Nya di kayu saliblah yang melayakkan.

Tuhan memanggil kita untuk jadi garam dan terang pastinya dengan motivasi yang tulus yaitu kasih untuk menjangkau banyak orang, untuk menjadi Alkitab terbuka yang dapat dibaca oleh orang-orang disekitar kita. Sudah sepatutnya kita mengoreksi hati kita masing-masing apakah kita menjalani hidup kita dengan kasih atau tidak. Apakah kita melakukan pelayanan kita selama ini untuk mengimpresi orang lain? Atau lebih dari itu, untuk menjadi God’s representative?

Dalam 1 Korintus 13, Paulus menjelaskan apapun yang kita lakukan apabila tidak didasari dengan kasih, maka semuanya tidak ada artinya.

Mungkin dalam kehidupan kita, apa yang membentuk kita bukanlah hal-hal yang baik, namun inilah saatnya bagi kita untuk menjadi pengaruh yang baik bagi orang disekitar kita.

1 Koristus 13:3
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

Previous
Previous

Colourful

Next
Next

Buah yang Benar