New Wine International Church

View Original

Tuhan Peduli Asmaramu, Terlebih Dirimu

“Don’t excite love, don’t stir it up, until the time is ripe and you’re ready.”
Song of Songs 2:7 (MSG)

Faktanya semua orang bisa berasmara, dan fakta lain-nya gak semua orang siap jalanin kisah asmara. Kunci utama perihal asmara yang terhilight jelas dari ayat diatas :

“..until the time is ripe and you’re ready.”

Kalo temen-temen sadar, ada 2 (dua) peran aktif nih diayat ini. Peran aktif Tuhan dalam menentukan kapan waktunya tiba, dan peran aktif kita untuk mempertanggung jawabkan kesiapan diri. Dari dua peran aktif ini setidaknya kita bisa mengerti 4 hal sebelum masuk ke hubungan asmara :

  1. Tuhan peduli dengan asmaramu, tapi Tuhan juga peduli banget dengan dirimu.

  2. Mulailah dari bertanggung jawab atas dirimu sendiri dulu, baru berfikir menjalin kisah asmara.

  3. Asmara bukan barang sepele, asmara cuma works buat mereka yang sudah siap.

  4. Sebaliknya.. ketidaksiapan ber-asmara, faktanya berpotensi merusak kita sendiri, merusak pasangan, bahkan berpotensi merusak hubungan dengan orang-orang sekitar kita lainnya.

Lantas apa saja yang perlu kita persiapkan ? dan apa ukurannya kita bisa menentukan kesiapan untuk menjalin kisah asmara ?

Dari sermon yang disampaikan Pastor Christo kemarin, kurang lebih ada 2 point yang bisa mengakodomir pertanyaan kita ini :

1.       “Seseorang sudah siap, kalo lebih dulu cinta Tuhan” - Matius 22:36-37,39

Karena kalo lebih dulu mencintai manusia baru mencintai Tuhan, akan sangat sulit bahkan mustahil untuk dibawa cinta sama Tuhan. Kok Gitu ?
Matius 6:33, tegas menjelaskan bahwa Kerajaan Allah urutannya pertama dan utama, baru semuanya (termasuk asmara) akan ditambahkan kepadamu. Jadi jangan kebalik !

2.       “Kedewasaan” – Matius 19:5

Idealnya pacaran adalah persiapan pernikahan, dan bicara soal pernikahan dari ayat ini kita bisa belajar 2 point penting :

a.       “Laki-laki akan meninggalkan ayah & ibuhnya” bicara soal kemandirian.

b.       “Bersatu dengan istrinya” bicara soal komitmen.

Dan Bocil nggak bisa bertanggung jawab soal kemandirian, dan gak bisa menghargai sebuah komitmen.

Lantas apa ukurannya kita sudah siap berasmara ?
Kalo kita sudah cukup dewasa untuk menerima dan percaya kalo Tuhan belum pertemukan, berarti kita belum butuh. Dan tidak merasa kurang, karena sudah lebih dulu penuh oleh cintanya Tuhan lebih dulu”.

PASTIKAN KITA MEMULAI ASMARA KARENA KESIAPAN, BUKAN KARENA KESEPIAN.