Indah pada Waktu-Nya
Seringkali dalam pemahaman orang, waktu-Nya menggunakan huruf besar mengacu pada waktu TUHAN. Sesungguhnya ketika kita membaca ayat yang tertulis, “-nya” tersebut ditulis dengan huruf kecil, yang bisa memiliki perbedaan arti.
”Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka…”
(Pengkhotbah 3:11a)
Tanpa mengingkari bahwa ya Tuhan memang sudah mempersiapkan waktu yang terindah dan paling tepat bagi setiap hal terjadi dalam hidup kita, namun dalam setiap harinya pun walau hal yang kita nanti-nanti akan indah pada waktu-Nya belum juga jadi kenyataan, kita akan tetap dapat merasakan keindahan di masa penantian.
Manusia umumnya (tak terkecuali kita), banyak kali harap-harap cemas pengen cepat hidup di masa depan di mana katanya kita percaya Tuhan sudah siapkan masa depan yang penuh harapan. Kita jadi cenderung murung kalau belum nampak realisasinya, gagal mensyukuri waktu yang disediakan Tuhan, hingga berujung terburu-buru dalam mengambil keputusan.
Padahal gak pernah ada yang baik dari terburu-buru. Kalau kita jalan buru-buru aja bisa jatuh atau nabrak! Pastinya kita semua tahu apa akibat dari terburu-burunya Abraham dan Sara di masa penantian mereka akan janji Tuhan. Juga begitu banyak kejadian di sekitar kita atau mungkin kita yang telah mengalaminya sendiri;
Pengen buru-buru pacaran ketika single,
Pengen buru-buru menikah ketika pacaran,
Pengen buru-buru punya anak ketika menikah,
dan berbagai hal lain yang diputuskan dengan gegabah dalam keterburuan, menghasilkan kesalahan yang fatal.
Kalau Tuhan masih izinkan kita single, atau sudah pacaran tapi blom merid2, menikah tapi belum juga punya keturunan, Tuhan punya tujuan agar kita bisa memanfaatkan waktu berkualitas ini dengan bijaksana.
Jadi single yang lebih matang dalam iman, karakter, pekerjaan, berbakti pada orangtua dll. Sebelum dipercaya hal yang lebih besar lagi.
Yang pacaran jalani sesuai kehendak Tuhan, teruslah uji dan perkuat aspek 3K (Kesiapan, Kekudusan, Kejelasan). Jangan sampai menyesal di kemudian hari.
Yang menikah nikmati masa berduaannya, sambil terus berbuah dalam pelayanan bersama. Sebelum nanti akan lebih kompleks kalau sudah ada anak.
So, indah pada waktunya;
Artinya setiap fase dalam hidup kita, punya keindahannya sendiri. Tuhan mau kita dapat menyadari dan menikmati kebaikanNya setiap waktu.
”Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!“
Filipi 4:4
“Sedang di manapun fase hidupmu kini, jangan sampai terlewat setiap berkat di dalamnya ya. Maksimalkan kesempatan yang Tuhan beri, karena setiap detiknya tidak akan dapat diulang lagi.”