New Wine International Church

View Original

Outer Beauty < Inner Beauty < Unity

"... Aku tidak menilai seperti manusia menilai. Manusia melihat rupa, tetapi Aku melihat hati.”
- 1 Samuel 16:7 (BIMK)

Ayat di atas adalah kutipan kisah Samuel yang diutus TUHAN untuk menemui Daud sebelum akhirnya Daud dipilih oleh TUHAN menjadi raja atas Bangsa Israel.

 

  Sedikit reminder atas renungan 2 (dua) minggu sebelumnya, bahwa salah 1 (satu) tujuan dari pernikahan yang coba saya renungkan adalah membangun partnership untuk bersama-sama mengerjakan panggilan Tuhan di dunia, maka salah 1 (satu) aspek yang perlu dimiliki dalam pernikahan adalah kesehatian.

 

Sejalan dengan sharing yang disampaikan oleh Om Robert dan Tante Lea dalam talk show hari minggu kemarin, bahwa "inner beauty (seperti value, karakter, dll) lebih penting daripada outer beauty", saya kemudian merenungkan bahwa lebih dari inner beauty terdapat aspek lain yang juga perlu diperhatikan yaitu kesatuan (unity) dalam hati atau kesehatian

Kesehatian merupakan salah 1 (satu) aspek kunci dalam memastikan tercapainya tujuan pernikahan sebagai partnership untuk bersama-sama mengerjakan panggilan Tuhan.

 

Seperti analogi berikut, kapal laut akan lebih mudah mencapai kota tujuan yang dikehendaki oleh sang nahkoda jika setiap anak buah kapal memiliki kesatuan hati untuk bekerja sama mencapai kota tujuan tersebut. 

Maka dari itu, sepasang suami-istri akan mengalami kesulitan mengerjakan panggilan Tuhan, jika mereka tidak memiliki hati yang sama atas panggilan tersebut. 

Sebagai ilustrasi, (izinkan saya memakai ilustrasi yang cukup ekstrem) yakni seorang suami/istri yang memiliki hati untuk membagikan kasih Tuhan/injil bagi sesama, sementara pasangannya lebih concern untuk mengumpulkan harta dunia ini. 

Saya tidak mengatakan bahwa kita tidak boleh hidup berkecukupan (atau bahkan "berlebih"). Jika Tuhan kasih privilege itu buat kita, praise Him!, tetapi yang saya maksud adalah dimana hati antara kita dan pasangan kita berada.

 

Kesehatian tidak berarti bahwa cara kita dan pasangan kita untuk mengerjakan panggilan Tuhan harus sama, tetapi bagaimana kita dan pasangan kita memiliki arah/direction yang sama. 

Oleh karena itu, pelajaran yang bisa kita ambil:

1. Bagi kita yang belum menikah

Figure out dan uji dengan sungguh-sungguh apa tujuan/panggilan yang Tuhan taruh dalam hati kita. Jika kita telah menemukannya, carilah pasangan hidup yang bersamanya kita yakin bisa memenuhi panggilan Tuhan.

 

2. Bagi kita yang sudah menikah

Tetaplah setia mengerjakan panggilan yang Tuhan sudah percayakan melalui hidup pernikahan kita dan ingat "... Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman" - Matius 28:20b (TB2).

Have a blessed day!