Servant Leadership

“But among you it will be different. Whoever wants to be a leader among you must be your servant, and whoever wants to be first among you must become your slave. For even the Son of Man came not to be served but to serve others and to give his life as a ransom for many.” -Matthew 20:26-28 (NLT)

Kalau seandainya kita sebut kata “Leader/Pemimpin”, siapakah yang langsung muncul di dalam pikiran kita? Figur historis, atau orang-orang terkasih di sekitar kita? Kalau lingkungan sekuler, mungkin nama-nama yang muncul adalah tokoh historis yang mengubah dunia, seperti Abraham Lincoln dan Napoleon Bonaparte,, bahkan hingga tokoh-tokoh “bengis” seperti Mao Zedong ataupun Hitler. Karena, terlepas dari nilai moral yang dianut, tetap tidak mengubah fakta bahwa “Leadership = Influence”, entah itu for the goods or the bads.

Secara umum, leaders juga sering dikaitkan sebagai figur yang sepantasnya “dilayani”. Saudara penulis yang mengambil jurusan “Master of Science in Leadership” di Australia, pernah sharing pengalamannya di salah satu kelasnya. Intinya, dosen memulai topik group discussion, “How a leader should act in everyday life?”. Percaya tidak percaya, ketika ada satu mahasiswa yang bilang, “Pemimpin itu harus melayani”, banyak orang yang menentang. Masih banyak yang berpikir bahwa leaders itu sama dengan boss yang suruh sana-sini.

Padahal, Yesus, figur yang diteliti berbagai pakar sosiologi dunia, adalah pionir dari “Servant Leadership”. Saat momen Jumat Agung, Dia sangat “terhina”. Namun, dampaknya (influence) mengubahkan seisi dunia ini, dan masa depan semua orang yang percaya kepadaNya.

Kita semua sudah paham bahwa “siapapun bisa menjadi leaders”, betul. Tapi pertanyaannya adalah, what kind of leaders we wish to be like? Mereka yang menghancurkan dan memberikan dampak negatif pada orang lain, atau.. The exemplary life of Christ, the One who knows when to be sincere, genuine, gentle, and harmless like a dove, and when to be wise and bold as serpent?

Previous
Previous

Servanthood

Next
Next

Orang Berdosa dan Pengaruh Kristus