Tensi Intens yang Esensi di Rumah
Ketegangan adalah bagian yang tak terhindarkan dalam kehidupan, termasuk dalam keluarga. Ketegangan ini, meskipun tampak tidak nyaman, sebenarnya adalah bagian penting dari pertumbuhan dan kematangan.
"Segala sesuatu yang dijadikan Allah itu baik, dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur."
(1 Timotius 4:4)
Bayangkan sebuah gitar. Sebuah instrumen yang indah ini dapat menghasilkan nada-nada yang merdu karena senar-senar yang direntangkan dengan ketegangan yang tepat. Tanpa ketegangan tersebut, senar-senar hanya akan lemas dan tidak bisa menghasilkan bunyi yang harmonis.
Dalam konteks rumah tangga, ketegangan yang sehat dapat diibaratkan seperti ketegangan pada senar gitar. Ketegangan ini dapat mendorong setiap anggota keluarga untuk saling mengerti, bertumbuh, dan menjadi lebih dewasa.
Contohnya, ketika ada perbedaan pendapat antara suami dan istri, atau orang tua dan anak, situasi tersebut bisa menciptakan ketegangan. Namun, jika dihadapi dengan komunikasi yang baik, doa, dan kasih, ketegangan ini dapat berbuah baik.
Seperti senar gitar yang harus direntangkan untuk menghasilkan nada yang harmonis, ketegangan dalam keluarga dapat membantu setiap anggotanya untuk belajar mengalah, saling memahami, dan bertumbuh dalam karakter.
Ada sebuah keluarga dengan tiga anak. Suatu hari, anak sulung mereka mendapat nilai buruk di sekolah dan orang tuanya merasa kecewa. Ketegangan muncul di rumah mereka karena orang tua menegur anak tersebut, sementara anak merasa tidak didengar. Namun, mereka memutuskan untuk duduk bersama, berbicara dengan tenang, dan saling mendengarkan. Anak itu menjelaskan bahwa ia mengalami kesulitan dengan mata pelajaran tertentu dan membutuhkan bantuan. Orang tua akhirnya mengerti dan mereka bersama-sama mencari solusi dengan mempekerjakan tutor. Ketegangan yang awalnya muncul berubah menjadi sebuah kesempatan untuk saling mendukung dan membangun rasa percaya yang lebih kuat dalam keluarga.
Gereja juga adalah rumah rohani bagi umat Kristiani. Di dalam gereja, tidak jarang terjadi ketegangan, baik antara jemaat maupun dengan pemimpin gereja. Seperti dalam keluarga, ketegangan ini tidak harus dihindari, tetapi dihadapi dengan kasih dan hikmat. Ketegangan ini bisa menjadi sarana untuk lebih memahami satu sama lain, menguatkan ikatan komunitas, dan memperbaiki hubungan.
Dalam Efesus 4:15-16, tertulis: “Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, - yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota - menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih."
Ketegangan dalam gereja, jika dihadapi dengan kasih dan kebenaran, akan membantu setiap anggotanya bertumbuh dan membangun tubuh Kristus dengan lebih kuat. Seperti keluarga, gereja juga membutuhkan ketegangan sehat untuk mencapai keharmonisan yang lebih besar dalam Kristus.
Renungan ini mengingatkan kita bahwa ketegangan dalam rumah tangga dan gereja bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan dijalani dengan kasih dan hikmat untuk menghasilkan kehidupan yang lebih indah dan harmonis dalam Tuhan.