Truth That Sets Us Free
Kebenaran dan kebebasan adalah sahabat yang selalu ada, dan selalu bersatu, dimana ketika kita menemukan yang satu, kita akan selalu menemukan yang lain. Kebebasan dalam bidang kehidupan apapun datang dari menemukan kebenaran tentang kebebasan tersebut. Dan menemukan kebenaran dalam bidang tertentu selalu menghasilkan kebebasan dalam bentuk tertentu.
"Kebenaran akan memerdekakanmu."
Dalam kata-kata sederhana tersebut, Yesus menguraikan proses dimana setiap kita dapat memperoleh kebebasan dalam hidup ini. Kebebasan tidak diperoleh dengan melakukan apa yang kita inginkan. Sebaliknya, penjara penuh dengan mereka yang melakukan apa yang mereka inginkan. Orang-orang ini tentu saja tidak memperoleh kebebasan; mereka kehilangan kebebasan mereka. Begitu pula dengan kita setiap kali berusaha sendiri untuk melakukan hal kita sendiri. Hasilnya bukanlah kebebasan—melainkan perbudakan.
Jika saya bertanya apakah kita bebas atau tidak, kita mungkin tergoda untuk menjawab "YA" tanpa banyak berpikir. Namun, izinkan saya bertanya ini: Apakah kita terus-menerus berjuang melawan rasa takut, hawa nafsu, kecemburuan, kebencian, kepahitan, kesombongan, tipu daya ? Apakah ada kebiasaan dalam hidup kita yang tampaknya tidak dapat kita kendalikan? Apakah ada lingkungan dan orang tertentu yang Anda hindari karena rasa tidak aman yang tidak dapat kita atasi?
Jika kita menjawab “YA” untuk satu atau lebih pertanyaan ini, maka KITA TIDAK BEBAS. Kita tidak harus dipenjara untuk mendapati diri kita diborgol atau di balik jeruji besi. Dosa memiliki cara untuk menjebak kita masing-masing, membuat kita tetap dalam perbudakan yang tidak pernah dimaksudkan Tuhan bagi kita. Melalui kematian Kristus di kayu salib di mana Ia mengalahkan dosa dan kematian sekali dan untuk selamanya, kebebasan sejati kita dapat ditemukan.
“Kita sekarang bebas, sebab Kristus sudah membebaskan kita! Sebab itu pertahankanlah kebebasanmu, dan jangan mau diperhamba lagi.”
Galatia 5:1 BIMK