Lilin

Lilin si medium penerang kecil, nyalanya baru punya dampak ketika sekitarnya redup atau bahkan gelap. Di tempat terang, nyala lilin cenderung sia-sia, atau bahkan gak berguna.

Lilin, harus bersedia menempatkan dirinya ditempat yang redup bahkan gelap, bersedia mengorbankan sebagian sampai sepenuhnya dari dirinya sendiri untuk terbakar supaya bisa jadi terang.

Lantas apa ia kita orang percaya mesti jadi lilin ? seems unfair, demi berdampak bagi orang lain, harus rela mengorbankan diri sendiri ?

Yap, seems unfair selama kita berfikir hidup kita ya punya kita sendiri, begitupun hidup orang lain, their own their life, that's all.

Namun dalam iman Kekristenan, sejak manusia jatuh dalam dosa, hidup kita cuma jadi milik gelapnya dosa dan konsekuensinya saja. Sampai Sang Terang datang, selamatkan kita dari gelapnya dosa, dan lahap konsekuensi maut-nya.

Kristuslah yang lebih dulu jadi lilin yang terbakar habis-habisan, do that "seems unfair" things, supaya kita merdeka dari dosa. Dari sana, kita selalu punya alasan untuk do that "seems unfair" things, supaya mereka yang belum tahu dan percaya kalo ada "karya keselamatan Kristus", bisa keluar juga dari jerat maut dosa.

And now that seems really worth it untuk kita jadi lilin dan mengorbankan sebagian atau seluruh dari hidup kita yang sudah "terselamatkan", demi hidup orang lain yang masih kebingungan dalam gelap dan belum pernah lihat terang keselamatan. Hingga akhirnya, setiap kita bisa sama-sama terselamatkan.

Tapi yang perlu juga diingat tentang terang lilin, lilin bisa redup atau bahkan mati tertiup angin.

Masalahnya, kita gak pernah selalu bisa tebak kapan dan sebarapa besar anginnya bakal datang atau bahkan malah badai yang datang. So lilin pun butuh lilin lain juga, untuk bisa saling bakar, supaya bisa sustainable menyala, even angin atau badai tiba-tiba datang.

Terima kasih buat setiap pribadi yang sudah memilih untuk jadi lilin, percayalah terangmu tidak pernah sia-sia.

God bless you lilin-lilin kecil !

Previous
Previous

Tetap Berjuang Dalam Kristus di Tengah Ketidakadilan

Next
Next

Hanya Dalam Tuhan