Limbo

Apakah ada yang familiar dengan kata “Limbo”? Sebagian dari kita yang main game mungkin akan tahu, karena ini adalah judul game platformer yang cukup terkenal. Latar gamenya itu disengaja “tidak jelas”. Filter hitam putih. Tidak ada arahan. Suasananya horror mencekam karena semua ketidakjelasan itu, karakternya terus berjalan saja tanpa arah. Empty, capek, tidak bersemangat, tidak tahu habis ini akan ngapain, bagaimana, atau pun ke mana-nya. Sesak.

Mungkin kita tidak tahu dengan game itu, namun pasti kita cukup tidak asing dengan sensasi yang dideskripsikan di atas. Berdasarkan kamus Oxford, arti kata “limbo” adalah: “..an uncertain period of awaiting a decision or resolution; an intermediate state or condition.” Bagaikan di ruang tunggu, tapi kita tidak tahu kapan waktunya dan harus ngapain.

Terkadang, mungkin kita bertanya-tanya dan terkagum akan banyak tokoh besar dalam sejarah (entah itu tokoh Kristen ataupun yang lain). Kok bisa yah mereka terus berjalan? Why didn’t they just give up? Jawabannya ada di salah satu ungkapan Rasul Paulus:

“Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” -1 Korintus 9:26-27 (TB)

Yes, Paul had STRONG purpose in God. Paulus, dan semua tokoh yang buah kontribusinya dalam dunia ini sangat besar, semuanya memiliki tujuan yang jelas. Itulah mengapa mereka bisa terus berlari. Kalaupun jatuh, bisa bangkit lagi. Tidak seperti karakter yang di dalam “limbo”.

Kalau ada di antara kita yang sedang berada di fase limbo, remind ourselves: Why did I start? Why did I choose to follow Christ? Remember His grace, His love. Itu saja sudah bisa menjadi garis start yang lebih dari cukup untuk kita mengerjakan keselamatan kita dengan berapi-api.

Remember, we can never truly know our purpose when we look within. We have to look “up”, to the Creator who knows us best.