It's Our Job, Not Theirs

Kewajiban seorang anak ialah taat den hormat kepada orangtua. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian
— Efesus 6:1

Kita sering banget punya mentalitas "nugget ayam": semua harus ada syarat dan sausnya. "Gue akan hormat ke orang tua, kalau... mereka ngerti gue, kalau mereka nggak kolot, kalau mereka berlaku adil."

Tapi Firman Tuhan hari ini nge-rewrite semua "terms and conditions" itu. Perintah "taat dan hormati orang tua" nggak pakai embel-embel. Nggak disebutin, "kecuali orang tuamu menyebalkan" atau "kalo orang tuamu keren banget."

Why? Karena ini bukan tentang performance mereka, tapi tentang obedience kita.

Ini seperti misi yang diberikan langsung oleh Sang Game Master of the Universe. Kita nggak bisa quit mission hanya karena kita merasa karakter "orang tua" dalam cerita hidup kita sometimes glitchy atau nggak sesuai ekspektasi.

Menaati dan menghormati orang tua adalah training ground buat karakter kita. Ini latihan untuk rendah hati, sabar, dan belajar menghormati otoritas—keterampilan yang bakal kepake banget di semua level kehidupan.

Jadi, intinya:

  • Their Job (Tugas Mereka): Menjadi orang tua. Dengan segala kekurangan dan kelebihan mereka, itu urusan mereka dan Tuhan.

  • Our Job (Tugas Kita): Taat dan hormat. Itu adalah respons iman dan ketaatan kita kepada Tuhan, bukan apresiasi atas kinerja mereka.

Ketaatan kita nggak boleh conditional, karena perintah Tuhan nggak conditional. It's our job to obey, not their job to be perfect.

Previous
Previous

Start From Ourself

Next
Next

Did We Raise Your Children to Fear You… Or to Fear God?