Cekot Ini dan Ituh
“Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?”
Saya sering banget bilang kalau pencipta platform Tiktok itu jenius banget, mereka tahu banget kalau otak kita itu mudah dibuat ketagihan dengan "something new" secara terus-menerus. Ibaratnya, "Ketimbang buat video berdurasi 5 menit, kita buat saja video pendek 30 detik sebanyak 10 biji!" Hasilnya? Sukses besar.
Otak kita sangatlah rentan dengan dopamine spike. Makanya kita mudah terjebak opsi menu baru, produk baru, pasangan baru, etc. Kalau dibiarkan? Kita jadi punya short attention span, sulit fokus, mudah goyah akan tawaran yang belum tentu lebih baik. Ultimately, it drags us far away from living a meaningful life.
Why is this important? Because Christ creates and loves us to live and fulfill His greater purpose. Without the capability to be resilient and discipline to stay in discomfort and to pursue His will (that requires a LONG, LONGG time of processes), we will definitely fall short of His purpose.
Coba duduk diam dulu. Gak usahlah dikit-dikit cekot barang kalau gak perlu-perlu amat. Tidak semua impuls harus diladeni (demikian pula pikiran negatif). Learn to do nothing in the midst of terrible impulses, and learn to lean on God.
Percayalah, proses pertumbuhan untuk menjadi serupa dengan Kristus itu tidak hanya dari keputusan besar yang kita ambil, melainkan dari rangkaian keputusan kecil yang kita lakukan setiap harinya. Lebih baik berjalan selangkah demi selangkah tapi konsisten, daripada lari sprint tapi setahun sekali.
Jangan ekspek kita bisa "mendadak numbuh", kita itu manusia yang kompleks yang memerlukan proses panjang untuk bertumbuh, bukan biji toge kacang ijo. Barang murah, maintenance-nya juga murah dan low effort. But us? We have a long way to go. But together with Him and God's community, we can always strive to be Christlike.
