The Children of Prince of Peace

“Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” (Roma‬ ‭12‬:‭18‬)

Ayat sebelumnya mengatakan, “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!”

‭‭Karena akan ada 2 orang jahat nantinya, jika kita membalas yang jahat dengan kejahatan kembali. Sedangkan sebaliknya, Tuhan memanggil kita untuk melakukan pekerjaan yang baik (di ayat ini bahkan dipertegas bagi semua orang tak terkecuali). Dengan demikian kita akan memuliakan Bapa di sorga.

Seperti halnya perang, akan berhenti jika salah satu pihak berhenti menyerang, begitupun segala konflik dalam hubungan kita, akan mereda bahkan dapat pulih jika kita mengupayakan perdamaian.

“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Matius‬ ‭5‬:‭9‬)

Jika Yesus Sang Raja Damai, anak-anakNya akan hidup dalam keserupaan denganNya. Sudahkah kita hidup berdamai dengan orang-orang di sekitar?

Konflik boleh muncul, tapi anak Tuhan tidak akan tahan membiarkannya ada. Di kitab Matius, Tuhan mengingatkan bahwa konflik dengan manusia yang belum selesai, tidak dapat “dibayar” dengan pelayanan. “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” (Matius‬ ‭5‬:‭23‬-‭24‬)

Mari teman-teman kita renungkan, masih adakah hatimu terganjal oleh seseorang, atau sebaliknya ia kepadamu? Lakukan sebuah langkah kecil untuk dampak besar. Hentikan perang dingin ini. Dengan rendah hati, hubungilah ia untuk berdamai. Sebab kerendahan hati itulah yang Tuhan cari. Itulah pelayananmu yang sesungguhnya, berharga di mata Tuhan.

Previous
Previous

God (Love) in the Family

Next
Next

It Starts With Us