God (Love) in the Family
God (Love) in the Family
Konflik adalah hal yang tidak dapat kita hindari ketika kita menjalin hubungan yang dekat, terutama keluarga dimana keluarga merupakan orang-orang inti terdekat utama kita.
“Kasih itu sabar, kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” (1 Korintus 13:4-7)
Kasih itu sabar. Sabar dalam hubungan keluarga dapat dilakukan dengan misalnya sabar atas kelemahan dan kekurangan anggota keluarga yang lain. Bersabar sambil terus saling mendorong satu sama lain untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Kasih tidak mencari keuntungan sendiri. Tuhan mengajarkan kita untuk dapat saling berkorban bagi orang lain terutama keluarga kita sendiri. Kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain, kasih artinya kita memaafkan dan tidak mengingat kesalahan anggota keluarga kita terus menerus.
Kasih disini bukanlah kasih duniawi, dimana kita bisa memberikan kasih jika kita menerima hal baik dengan memberikan kasih. Kasih “dunia” akan memiliki ujungnya sendiri. Tetapi kasih yang dimaksud disini adalah kasih Allah. Allah adalah kasih. Pada 1 Yohanes 4:8 dituliskan: “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.”
Menerapkan kasih seperti standardnya Tuhan tidaklah mudah. Dikarenakan kasih disini adalah kasih yang dari Tuhan, maka dari itu secara aktif mintalah kepada Tuhan untuk memampukan kita dalam mengasihi keluarga kita, dalam bersabar menerima kelemahan anggota keluarga, berlatih melepaskan pengampunan kepada anggota keluarga yang bersalah. Libatkan Tuhan di dalam hubungan keluargamu dan biarlah kasih Tuhan berada di tengah keluargamu!