"Baikan yuk?"

"Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah." -Maleakhi 4:6 (TB)

Waktu kecil, pernah kah kita mengalami rasanya ketika berantem dengan teman sekelas, lalu gurunya mendamaikan, tapi maksa? Padahal hati masih panas, belum mengerti sudut pandang satu sama lain, jalan tengah belum disepakati, tapi sudah dipaksa jabat tangan / salaman / janji kelingking? In some cases, beneran bisa berdamai sih, this is one of the greatest traits of children. They can forget bad things quickly.

But in some other cases, peace CANNOT be forced, it needs complete understanding from both parties. And most importantly, it needs.. time. Sometimes, years. Bahkan terkadang, luka hati dan ketidakdamaian bisa bertahan, ditularkan dan diturunkan ke generasi berikutnya. Ketika perselisihan dipaksa damai secara buta, yang ada adalah luka batinnya terpendam. Tinggal tunggu waktu untuk meledak suatu hari.

Bahkan sebetulnya, seringkali perselisihan lintas generasi adalah produk dari generasi lebih atasnya lagi. Ketidaksempurnaan papa mama kita adalah hasil dari parenting opa oma kita. Pada masa orang tua kita, awareness masih kacau. They only learn from the models above them. But now, we are aware. For the first time after countless generations, we have the ability to study and to "choose". Do we want to continue the cycle from our predecessors?

Apakah kita sudah memiliki kebesaran hati untuk mau "memilih" mengerti, why our parents became who they were when they raised us? Apakah kita mau belajar dari kesalahan orang tua kita, and let go of our bitterness? Kalau kita tidak mau, maka siklusnya akan terulang lagi.

Orang tua perlu terus belajar, karena generasi baru pasti ada tantangan baru. Generasi baru perlu mengerti dan menerima, that our parents are just like us, imperfect.

We need His grace and love, so that the cycle of bitterness doesn't continue.

Be better, not bitter.

Previous
Previous

Rekonsiliasi

Next
Next

God (Love) in the Family