Penghormatan Itu Relasional, Bukan Transaksional

Penghormatan yang relasional adalah penghormatan yang muncul dari keterhubungan, kasih, dan saling menghargai. Ini adalah bentuk penghormatan yang tidak bergantung pada apa yang orang lain lakukan untuk kita atau apa yang bisa mereka berikan dalam transaksi atau imbalan tertentu.

Menghormati didalam hubungan keluarga bisa ditandai sebagai pengungkapan kasih tak bersyarat dan kerendahan hati:

1. Kasih yang tidak bersyarat adalah inti dari penghormatan relasional. Seperti yang diajarkan dalam 1 Korintus 13:4-7, kasih itu sabar, murah hati, tidak iri, tidak sombong, dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Penghormatan yang relasional adalah ekspresi dari kasih yang terus mengalir, meski kadang tanpa mendapatkan imbalan atau respons yang sesuai.

2. Kerendahan hati adalah elemen kunci lain dalam penghormatan relasional. Dalam Filipi 2:3-4, berkata “dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” Hal ini mengingatkan kita bahwa dalam hubungan orang tua dan anak, kita diajak untuk menghormati orang lain dengan kerendahan hati, bukan untuk keuntungan pribadi atau untuk mendapatkan sesuatu kembali.

Kita menghormati orang lain bukan karena apa yang mereka berikan kepada kita atau untuk mendapatkan sesuatu kembali, tetapi karena mereka adalah ciptaan Allah yang berharga.

Penghormatan ini berasal dari kasih yang tulus, tanpa syarat, dan rendah hati, sebagaimana Allah mengasihi kita tanpa melihat apa yang kita lakukan. Dalam hubungan orang tua dan anak, penghormatan relasional ini mengundang kita untuk membangun hubungan yang berlandaskan pada kasih, pengampunan, dan kerendahan hati, bukan pada transaksi atau imbalan, layaknya kita mencerminkan karakter Kristus.

Previous
Previous

Memuliakan Tuhan Melalui Generasi

Next
Next

Beda Generasi, Bukan Beda Hati