Tua itu Takdir, Dewasa itu Pilihan
Tua itu takdir , dewasa itu pilihan. SITU OKE (?) Karena acap kali seseorang memberikan patokan dewasa itu dilihat dari berapa umur nya. Oke , memang betul kedewasaan biasanya terbentuk dari apa yang dia jalani dalam perjalanan hidupnya, masa lalunya dan pengalaman yang terjadi di hidup seseorang. Tapi perlu diingat bahwa di dalamnya ada banyak peran yang ikut terlibat dalam pembentukan pribadi kita.
Pilihan berasal dari kata PILIH, berarti kita harus memilih. Dan memilih berarti ada lebih dari 1 (satu) pilihan. Tetapi bagaimana memilih yang tepat dan benar?
Orangtua saya mengajarkan untuk memilih menjadi BENAR dibandingkan menjadi BAIK. Mengapa? Karena penjabaran mereka menjelaskan bahwa bila kita menjadi benar, sudah hampir pasti akan menghasilkan yang baik. Sedangkan Bila memilih baik, belum tentu pilihan itu pasti benar.
Ulangan 30:19
“Saya sudah memberi kalian pilihan, kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Langit dan bumi akan menjadi saksi atas apa yang kalian lakukan. Kalian dan keturunan kalian harus memilih kehidupan kalian supaya kalian bisa tetap hidup.”
Tawaran ini tidak ada gunanya jika kita tidak punya kebebasan memilih. Alih-alih memaksa, Allah justru menghimbau kita; “Aku sungguh ingin agar kamu menaati perintahKu, karena damaimu akan menjadi seperti sungai, dan perbuatanmu yang benar akan seperti ombak di lautan.” –Yesaya 48;18
Disini dalam melanjutkan kehidupan dengan memiliki pasangan pasti kita dihadapkan dengan banyak pilihan yang sulit dipilih, nah dari situ lihat dan pelajari apa yang Tuhan sudah ajarkan buat kita sudah siap belum? Apalagi karena kalau kita sudah memutuskan untuk memiliki pasangan, berarti ada komitmen yang dituntut dari kita dalam sebuah proses pendewasaan yang membuat kita harus memilih untuk bertumbuh, dan bertumbuh itu tidak mudah.
Kalau buat saya sih dewasa itu dilihat dari tanggung jawab, komitmen dan mau mengerti pandangan lain. Kalau kita belum dikasih Tuhan artinya kita belum siap, butuh dan perlu.Gak ada yang namanya kebetulan kok di dunia ini, semua sudah di suratkan-Nya. Tinggal bagian kita yang ‘MAU NGERTI GAK ?’