The Blueprint

                Pernikahan, tidak dapat diragukan lagi, adalah sebuah anugerah yang telah dirancang oleh Allah sejak Kejadian pasal yang kedua dalam Alkitab. Hal ini menjadikan bahwa pernikahan adalah bentuk berkat dan kasih anugerah dari Tuhan yang memang sudah dirancangkan sejak kejadian penciptaan manusia.

            Walaupun pernikahan adalah sebuah anugerah dari Tuhan, namun natur manusia yang berdosa membuat manusia menemukan banyak kesulitan atau hardship dari sebuah pernikahan. Untuk mengatasi berbagai hardship yang bisa ditemui dalam pernikahan, ada baiknya kita melihat rancangan Tuhan sejak awal dalam sebuah pernikahan yang ideal, agar kita bisa memiliki model pernikahan yang benar dalam benak kita terlebih dahulu.

            Dalam Kejadian 2:18-25, dituliskan dengan begitu indah blueprint yang ingin Tuhan tetapkan dalam sebuah pernikahan ideal. Setidaknya ada beberapa poin penting yang bisa kita lihat dalam bagian nats ini. Kita bisa melihat bagaimana pernikahan itu adalah hasil dari inisiatif Allah, pasangan seperti apa yang ideal menurut Allah, dari siapakah yang sepadan itu akan datang, dan juga bagaimana pernikahan yang ideal seperti yang dirancangkan oleh Allah?

Pernikahan adalah inisiatif Tuhan.

' Tuhan Allah berfirman:” Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” '
Kejadian 2:18

            Dalam ayat di atas kita bisa melihat secara gamblang bahwa Tuhan Allah melihat tidak baik bagi manusia untuk seorang diri saja, manusia butuh kehidupan sosial untuk saling menolong. Luar biasanya, Tuhan sudah melihat itu sejak diciptakannya Adam sebagai manusia pertama, dan hal ini adalah hal pertama yang Tuhan pandang tidak baik yang dicatat dalam Alkitab. Karena itu, Tuhan menginisiasikan pernikahan sebagai lembaga sosial pertama yang diciptakan oleh Tuhan, dan pernikahan yang ideal juga adalah pernikahan yang melibatkan Tuhan di dalamnya

Penolong yang sepadan.

            Masih membahas ayat yang sama, kita membaca dan melihat betapa Tuhan sudah merancangkan blueprint yang indah bagi pernikahan. Tuhan tidak hanya merancangkan bentuk pernikahan saja, tetapi juga merancangkan bagaimana pasangan yang ideal dari kacamata Tuhan.

            Kalau ditelisik dari bahasa yang digunakan, mengapa dicatat bukan “istri” atau “pasangan”? Karena penulis Alkitab ingin memperlihatkan komparasi yang menunjukkan kesepadanan dalam hubungan yang dibuat oleh Tuhan ini. Mengutip dari beberapa versi Alkitab bahasa Inggris, kita akan melihat penjabaran kriteria penolong yang diinginkan oleh Tuhan.

• Helper meet (suitable, adapted, completing) (Amplified).

• A companion... a helper suited to his needs (Living).

• A helper such as he needs (Beck).

• A helper correspondent to himself (Septuagint Bible).

• A helper suitable (NIV, NASB).

• A help meet for him (KJV).

            Hal tersebut ditekankan oleh penulis Alkitab, sebagai tugas dan kriteria yang terpenting bagi pasangan, Dalam ayat 19-20, dituliskan tidak ada ciptaan yang lain yang sepadan dengan Adam. Secara implisit kita akan mengerti bahwa rancangan Tuhan bagi “penolong” kita sebagai pasangan yang ideal adalah agar kita bisa berkomunikasi dan berbagi peran serta beban untuk mencapai hubungan yang harmonis. Tugas penolong juga bukan berarti lebih inferior dibanding dengan yang ditolong (Mat 20:26-28), seharusnya kita justru saling menolong satu sama lain dengan menjadi “equal partner” untuk mencapai hubungan yang baik dalam “Godly Marriage”.

Pasangan yang ideal adalah pasangan yang dari Tuhan

            Memasuki bagian berikutnya, pada ayat 21-22, kita melihat bahwa Tuhan Allah bekerja dalam kesunyian. Ketika Adam tertidur, Tuhan menyiapkan pasangan baginya. Begitupun dengan kita, dalam kesendirian dan masa menunggu kita, Tuhan bisa jadi sedang menyiapkan kita pasangan dan penolong kita yang sepadan.

'Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. '
Kejadian 2:22

            Dalam ayat di atas ini, kita melihat bahwa Tuhanlah yang secara pribadi akan menunjukkan kepada kita, siapa penolong yang ideal bagi kita. Dari ayat 19 hingga 22, kita bisa melihat, Tuhan mengajak Adam untuk melihat dan memberi nama semua ciptaan, namun Adam sendiri merasa tidak ada penolong yang sepadan baginya sampai ketika Tuhan secara pribadi membawa Hawa ke hadapan Adam. Terkadang, Tuhan mengizinkan kita untuk melihat banyak “calon pasangan” atau “calon penolong” bagi kita, namun akan ada saatnya di mana Tuhan sendiri yang akan menunjukkan siapa penolong dan pasangan yang benar-benar sepadan bagi kita. Jika kita memaksakan diri dengan pasangan yang tidak dari Tuhan, pasti ujung-ujungnya kita tidak akan nyambung dan akan mengalami masalah dan badai hardship dalam pernikahan kita.

Menjadi satu daging

            Dari bagian terakhir dalam nats pembacaan kita hari ini, kita akan melihat bahwa kita baru akan siap dalam memasuki jenjang pernikahan ketika kita sudah mengetahui dan menyadari akan poin-poin yang telah dijabarkan di atas.

'Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. ' Kejadian 2:24-25

            Pada ayat 24 dan 25, kita bisa melihat blueprint pernikahan yang ideal. Dalam pernikahan kita ini dipersatukan dengan penolong kita. Kita memang tidak sama dengan pasangan kita, tetapi jika kita mencari pasangan di dalam Tuhan, kita akan mendapatkan dan menjadi penolong yang ideal dalam berpasangan. Dalam ayat yang ke 25 juga dijabarkan bahwa suami dan istri yang ideal itu dalam kondisi yang telanjang satu sama lain tetapi tidak ada rasa malu. Hal ini selain menyiratkan penyatuan pernikahan secara spiritual, juga menyiratkan komunikasi yang terbaik dengan pasangan kita adalah komunikasi yang jujur serta “telanjang” dan tidak menyembunyikan sesuatu. Komunikasi yang baik dalam pernikahan dapat membuat kita saling menolong, saling berbagi beban dan peran, saling menutupi kekurangan satu sama lain, dan juga saling membangun.

Kesimpulan

            Jika kita bisa menjadikan pernikahan kita seturut dengan blueprint pernikahan ideal dari Tuhan, maka kita akan dapat terhindar dari potensi badai hardship dalam pernikahan kita. Jadikan pernikahan kita sebagai pernikahan yang diperkenan Tuhan, pernikahan yang indah, sesuai dengan kehendakNya agar pernikahan kita dapat mencerminkan kebaikan Tuhan dalam anugerahnya kepada kita umatNya, manusia. God bless you!

Previous
Previous

Motivasi Menentukan Aksi dan Esensi

Next
Next

I Choose to Love You