Tearing Down, to Build Up
Yohanes 2:19 (TB)
“Jawab Yesus kepada mereka: ”Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.”
Dalam segala prinsip pertumbuhan, rumus “harus ada sesuatu yang hancur supaya sesuatu bisa berkembang” adalah hal yang lumrah. Untuk atlet bisa bangun ototnya, otot harus hancur dulu karena tekanan, baru regenerasi dan membentuk otot baru yang lebih kuat untuk adaptasi. Untuk benih bisa bertunas? Benihnya harus retak dulu. Untuk tepung durum menjadi pasta? Harus rela diolah diobok-obok dulu, dibentuk sesuai keinginan penciptanya, lalu dipanaskan sambil al dente, baru disantap.
Perkataan Yesus dari ayat di atas tampaknya seram. Tapi, saya rasa, itu adalah deklarasi tegas dariNya, bahwa kita harus merombak tata cara hidup Kekristenan berbasis “aturan”, menjadi “mengerti arti” dari arahan Tuhan dalam hidup kita. Dalam salah satu sharing saya dulu di New Wine Church, pernah saya katakan bahwa hidup dalam Ke”Raja”an Allah itu bukan tentang aturan, tapi tentang mengejar isi hati Rajanya yang memerintah.
Ibrani 8:10b (TB)
”… Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.”
Kalau hidup kita masih sibuk mencari “loop hole” untuk mencari excuse yang membenarkan dosa kita, maka kita tidak ada bedanya dengan koruptor yang mencari celah hukum hitam di atas putih. That’s not the point.
“Jadilah anak Tuhan yang dalam, bukan yang dangkal.”
Questions to Ponder:
Apakah kita sudah hancurkan kebiasaan buruk kita, dan 100% nurut ke Tuhan? Atau sudah melepaskan resentment/anger, dan mengampuni musuh sesuai perintahNya? Hei, itu semua untuk kita loh. He knows better.
Dan yang terpenting, untuk apa kita mengikut Tuhan? For what?
Kalau kita belum bisa menjawab pertanyaan di atas dengan percaya diri, mungkin, sudah saatnya kita kembali merenung? Karena inilah fondasi iman kita.
Let go, let God. He is the better Builder of our lives after all.