Home But-Sometimes-Not-So Sweet Home

“As iron sharpens iron, So a man sharpens the countenance of his friend.” -Proverbs 27:17 (NKJV)

Terkadang, kita mengidam-idamkan sebuah keluarga, suasana rumah, kantor, ataupun gereja yang totally damai. Tidak ada konflik sama sekali. Orang-orang bebas mau ngapain asalkan “selamat/gak ganggu siapa-siapa”. Namun, tahukah kita, bahwa itu justru tanda dari rumah yang tidak memiliki fondasi values yang jelas?

Tidak pernah ribut setitikpun, artinya tidak ada perbedaan perspektif atau isinya orang-orang yang tidak nyaman konfrontasi. Artinya tidak ada pedoman hidup yang jelas juga, makanya jadi seenaknya, tidak ada yang menegur atau membenarkan, kan “bebas”. This kind of environment is great for complacency, but not for growth. It is a “sweet” home, but if we consume only sweet foods, expect our health to fail in the future. Demikian pula dengan tubuh Kristus, alias gereja.

Terkadang, kita terlalu terpaku dengan ayat “Jangan menghakimi!!” Lalu akhirnya jadi anti dengan disiplin atau teguran dari sesama kita. Padahal. Alkitab tidak pernah mengajarkan demikian. Ayat tersebut ditujukan supaya kita humble, dan menegur dengan kasih, bukan dengan posisi “I-am-holier-than-thou”. Gereja yang sehat, seharusnya ada komunitas saling mempertajam satu sama lain.

Apa respon kita setiap kali kita ditegur? Demikian juga, bagi kita yang memberikan teguran, apakah selama ini ketika kita menegur, kita melakukannya dengan kasih, atau dengan merendahkan dan boost our ego?

The opposite of love is not hatred, but indifference or negligence. Percayalah, kalau masih ada leader/teman rohani yang menegur atau memberikan masukan kepada kita, apalagi dengan cara yang sehat, itu artinya kita ada dalam komunitas yang sehat dan dipedulikan.

A healthy home may not always taste sweet. Sometimes we need to take bitter pills from others, so that we can grow and be healed. Let us build a community, in which, it feels safe to give feedback to each other. For His glory.

Previous
Previous

Home is Where People and Their Hearts Are

Next
Next

Karakter Gereja & Parents yang Baik