We Are the Church, and We Are a Place to Belong
Dalam kitab Kisah Para Rasul, ada seorang pejabat pemerintah Etiopia yang ingin belajar lebih banyak tentang Tuhan. Filipus menjawab pertanyaannya dan menceritakan kepadanya tentang Yesus.
Kemudian pejabat tersebut bertanya apakah ada yang menghalanginya untuk bergabung dengan keluarga Tuhan. Pria ini berasal dari bangsa dengan keyakinan dan tradisi yang berbeda. Dia baru saja mendengar tentang Yesus. Jadi apakah dia memenuhi syarat untuk mengikuti Yesus?
Jawabannya jelas: YA
Itu karena Tuhan dengan penuh kasih menciptakan setiap manusia dengan nilai bawaan pada-Nya. Dia juga memberi kita masing-masing jenis skills, passions, dan pengalaman berbeda yang dapat membantu orang lain. Jadi SIAPAPUN dapat menjadi bagian dari Gereja, terlepas dari latar belakang, pengetahuan, atau pengalaman kita di masa lalu.
Di Gereja, semua orang setara dan mempunyai peran. Namun terkadang dunia mencoba meyakinkan kita bahwa ada orang yang lebih baik, lebih berharga, atau lebih berarti dibandingkan orang lain. Jadi kita perlu berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan untuk melepaskan rasa pilih kasih, rendah diri, dan kesombongan.
Bagi Yesus, selalu ada ruang bagi seseorang yang baru—terlepas dari reputasi, penampilan, atau masa lalunya.
Kita adalah GEREJA.
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Matius 5:13-16 TB