Mengucap Syukur Senantiasa

"Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." 1 Tesalonika 5:16-18

Kejatuhan manusia pertama kali disebabkan oleh manusia yang merasa tidak cukup dan tidak mengucap syukur atas apa yang mereka sudah miliki. Padahal, pada waktu itu mereka hidup bersama-sama dengan Tuhan dengan segala keindahan yang Tuhan berikan di Taman Eden. Tetapi kemudian Iblis menggoda perempuan dan mengindikasikan kepada perempuan bahwa hidup mereka di Taman Eden itu tidak cukup dan ada level yang lebih tinggi yang mereka dapat capai daripada kondisi mereka pada saat itu. Kemudian, perempuan itu mulai melihat semua yang ia miliki tidak cukup dan yang tidak ia miliki menarik hatinya. Dalam Kejadian 3:6 dituliskan “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.” Setelah itu, manusia akhirnya jatuh dalam dosa dan kejatuhan manusia ini mengubah segalanya.

Tidak mengucap syukur akan membuat kita merasa Tuhan tidak cukup.
Tidak mengucap syukur akan membuat kita merasa hidup kita tidak cukup.
Tidak mengucap syukur dapat membuat kita jatuh ke dalam dosa.

Hati-hati, Iblis akan terus membohongi kita dengan berkata bahwa kondisi kita tidak cukup. Keinginan daging kita dapat memberikan sinyal kepada diri bahwa kita tidak memiliki cukup. Lawan semuanya itu dengan mengucap syukur atas apa yang kita miliki. Mengucap syukur dapat membuat kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki.

Mengucap syukur harus diusahakan dan mengucap syukur merupakan sebuah keputusan. Mengapa demikian? Karena selama kita hidup kita tidak akan selalu berada di posisi yang nyaman. Kita dapat melihat contoh hidup Paulus. Paulus banyak menuliskan nasihat untuk selalu mengucap syukur pada suratnya yang sedang ia tuliskan di dalam penjara. Pada saat Paulus mengucap syukur, bahkan keadaannya di penjara pun tidak membuatnya bersedih dan meratapi nasibnya namun ia tetapi bersukacita. Mengucap syukurlah senantiasa!

Previous
Previous

Love Others as Yourself With Your Money

Next
Next

Sumber Kekayaan Sejati