Temukan Siapa Dirimu yang Sebenarnya di Balik Penderitaanmu

2 Korintus 1:3-4 (TB)
Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.

Dalam perjalanan hidup kita, tidak jarang kita dihadapkan pada berbagai pengalaman pahit yang mungkin membuat kita bertanya-tanya tentang identitas dan tujuan kita. Pengalaman seperti keguguran, penyalahgunaan, kecanduan, perceraian, kebangkrutan, penyakit terminal, kematian, depresi, dan keluarga yang tidak berfungsi adalah sebagian dari beban yang mungkin kita pikul.

Namun, dalam terang kasih Kristus, pengalaman-pengalaman ini dapat menjadi ladang pelayanan yang paling subur jika kita meresponsinya dengan benar.

Rick Warren pernah berkata, “Your most effective ministry will come out of your deepest hurts.”

Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa rasa sakit dan penderitaan kita dapat menjadi alat yang Tuhan gunakan untuk menjangkau dan menguatkan orang lain. Ketika kita mengalami penderitaan, kita belajar tentang kelemahan dan ketergantungan kita pada Tuhan.

Dalam proses ini, Tuhan membentuk kita, seperti tanah liat di tangan seorang penjunan, menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih peka terhadap penderitaan orang lain.

Ada juga pepatah yang mengatakan, “Pengalaman pahitmu tidak memberikanmu hak untuk memahitkan hidup orang lain juga.

Be better not bitter.” Kata-kata ini menantang kita untuk tidak membiarkan kepahitan meracuni hati kita, tetapi sebaliknya, kita dipanggil untuk menjadi pribadi yang lebih baik melalui pengalaman pahit tersebut.

Firman Tuhan dalam 2 Korintus 1:3-4 mengingatkan kita bahwa Allah adalah sumber segala penghiburan.

Dia menghibur kita dalam segala penderitaan kita, sehingga kita dapat menghibur orang lain yang sedang menderita dengan penghiburan yang sama.

Kita mungkin tidak mengerti mengapa kita harus melalui berbagai penderitaan, tetapi kita dapat mempercayai bahwa Tuhan memiliki tujuan yang indah di balik setiap pengalaman kita. Dia yang membentuk kita tahu apa yang terbaik dan bagaimana menggunakan setiap bagian dari hidup kita untuk kemuliaan-Nya.

Berdoalah senantiasa agar Tuhan memberi kita kekuatan dan kebijaksanaan untuk mengubah setiap pengalaman pahit menjadi kesempatan untuk melayani dan memberkati orang lain.

Agar hidup kita menjadi saksi nyata dari kasih dan kuasa Tuhan yang mengubah.

Previous
Previous

Jadi Diri Sendiri, Gak Bisa Sendirian

Next
Next

When I Look Back…