What Master Do You Serve?
“Hamba” umumnya merujuk pada peran untuk mengabdi atau menunjukkan ketergantungan; dapat diartikan sebagai seseorang yang mengabdikan diri untuk melayani tujuan atau kepentingan tertentu. Alkitab memberikan pandangan mengenai bagaimana seorang Kristen seharusnya memandang dan mengelola uang.
Matius 6:24 - Tidak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan; sebab ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan memandang rendah yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.
Ayat ini menegaskan bahwa uang berpotensi untuk menjadi tuan yang bersaing dengan Allah dalam hidup seseorang. Mamon atau kekayaan dunia, dapat dengan mudah menggantikan Allah dalam prioritas hidup seseorang. Oleh karena itu, menjadi hamba uang berarti mengalihkan fokus dari Allah kepada hal-hal duniawi yang sementara dan tidak kekal.
Ketika saya merenungkan, apa sebenarnya definisi hamba uang, saya mendapatkan bahwa ketika seluruh energi kita habis oleh keinginan untuk mendapatkan uang, sampai-sampai sukacita kita terenggut kalau kita belum mendapatkan uang tersebut, di situlah kita telah menjadi hamba uang. Simpelnya adalah ketika hidup kita mulai “disetir” oleh uang, di situ kita telah diperhamba olehnya.
1 Timotius 6:10 - cinta uang adalah akar segala kejahatan
Uang bukanlah tujuan utama, tetapi alat yang harus digunakan untuk memuliakan Allah dan melayani sesama. Mengakui bahwa segala sesuatu yang kita miliki berasal dari Allah dan harus dikelola dengan bijaksana sesuai dengan kehendak-Nya adalah sikap yang harus kita miliki. Kita harus menghindari godaan untuk menganggap uang sebagai sumber kebahagiaan atau rasa aman, karena hanya Allah yang dapat memenuhi kebutuhan sejati kita.
Allah harus menjadi tuan utama dalam hidup kita, bukan uang atau kekayaan. Mari hidup sebagai hamba Kristus yang bijaksana dan bertanggung jawab, menggunakan segala milik kita untuk memuliakan-Nya dan melayani sesama manusia.