Bang-Bing-Bung, Yok, Kita Nabung!

Sesuai dengan topik a trap called consumerism, hari ini saya ingin membagikan perihal perencanaan keuangan menurut Alkitab. Saya menulis ini bukan karena saya pintar mengelola uang, justru ketika saya membaca perikop dari Kejadian 41, saya diingatkan tentang bagaimana saya harus berhikmat dalam mengelola keuangan.

Kejadian 41 berisi dua perikop tentang Yusuf yang berhasil menafsirkan mimpi Firaun sehingga menjadikannya orang nomor dua di Mesir kala itu. Penafsiran mimpi Firaun yang dilakukan oleh Yusuf berhasil membuat Mesir terhindar dari bencana kelaparan dengan menyimpan segala bahan makan dalam lumbung-lumbung ketika 7 tahun masa subur. Sehingga ketika 7 tahun berikutnya terjadi kekeringan, mereka dapat berkecukupan dari hasil simpanan mereka, bahkan dapat membantu negeri-negeri yang ada di sekitar mesir serta membuat keluarga Yusuf aman dan selamat.

It sound so simple yet hard to do, namun dari pembacaan mengenai perikop ini, saya akhirnya sadar, perkara menabung bukan hanya perkara menyediakan dana cadangan tetapi juga perencanaan spending kita. Menabung itu juga harus dilakukan secepatnya, bukan menunggu ketika ada pemasukan lebih, namun seharusnya dilakukan sekarang dengan menyisihkan pemasukan kita untuk ditabung. Saya rasa ketika bangsa Mesir ada di dalam 7 tahun masa kelimpahannya, mereka juga harus menahan keinginan untuk spending berlebih agar dapat menyimpan untuk 7 tahun kekeringan yang akan melanda.

Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan sebuah ajakan, marilah kita mengerti bahwa kita adalah tuan dari uang, bukan sebaliknya. Berapapun yang kita punya, kontrol untuk spending ada di tangan kita. Marilah kita belajar mencukupkan diri dengan apa yang kita punya, karena Tuhan pasti pelihara! God bless you!

Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: ”Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” – Ibrani 13:5 TB‬

Previous
Previous

Uang: Sahabat atau Musuh Terbesar Iman?

Next
Next

What Master Do You Serve?