Di Bumi Seperti Di Sorga

Kasih gak jadi kasih, kalo kita nggak pernah mau "kasih".

Kasih artinya memberikan sebagian atau mungkin sepenuhnya dari apa yang kita punya. Jadi key-nya adalah, "seberapa rela" kita mau kasih bagiannya ? dan untuk "seberapa rela" kita kasih, ini tergantung banget dengan indikator yang kita yakini.

Matius 5, Setidaknya menggambarkan 2 indikator pembanding :

1. Indikator Dunia,
Kerelaan kita kasih based on apa yang orang lain kasih.
"Mata ganti mata dan gigi ganti gigi."
Matius 5:38

2. Indikator Kristus,
Kerelaan kita kasih based on apa yang Tuhan kita kasih.
"Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu."
Matius 5:39

Sampai sini yang kita temukan, value dunia lebih fair untuk dijadikan indikator dibanding value kristus. Tapi pertanyaannya, lantas kenapa sih Kristus pakai indikator yang terkesan "reckless" ini ?

These some of billion reason why,

1. God is loves (1 Yo 4:16),
2. We created in His image (Kej 1:27), we are meant to be loving,
3. That's why we feel uncomfortable when we harbor hatred—it goes against our true nature,
4. We can't produce love on our own; we receive it from its source, and God is the only source. (Yoh 4:13)

So, dari 4 point ini saja kita bisa belajar. Bahwa memilih tetap merespon dengan kasih (Indikator Kristus), yang paling diuntungkan pertama kali adalah kitanya sendiri dan yang kedua adalah orang yang kita tetap pilih untuk mengasihi, then orang-orang yang menyaksikan & mendengar keputusan kita untuk tetap mengasihi.

Sadar sesuatu ?

Yes.. ini bentuk manifestasi nyata dari "datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga" = Kasih yang rela kamu "kasih".

Previous
Previous

Menghadapi Tantangan Hidup Dengan Iman dan Kendali Diri

Next
Next

Right Reactions in Tough Situation