Kasih di Dalam Setiap Reaksi

Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah
Yakobus 1:19

Setiap hari kita akan sangat mungkin dihadapkan dalam kondisi, situasi, atau bahkan orang-orang yang dapat memicu emosi dan membuat kita ingin langsung bereaksi. Namun alangkah baiknya sebelum kita melontarkan kata-kata atau mengeluarkan tindakan yang mungkin membuat kita menyesal kemudian, kita dapat berhenti sejenak dan memikirkan ulang seperti apa seharusnya kita bereaksi.

Banyak dari kita pernah melakukan tindakan yang “overreacting” dan ujung-ujungnya membuat kita harus minta maaf. Sebagai contoh, ada teman yang bertanya dengan nada yang mungkin kita anggap meremehkan, dan kita langsung bereaksi yang berlebihan. Setelahnya, kita baru sadar bahwa mungkin kita terlalu terbawa emosi, efeknya ya kita harus mengkomunikasikannya dan minta maaf kepada orang tersebut. Reaksi yang tadi kita lakukan bisa jadi mengganggu hubungan kita dengan orang tersebut.

Agar dapat menghindari hal itu, kita perlu mengenali diri kita sendiri. Kita perlu tau dan memahami apa yang bisa memicu emosi kita, sehingga kita tahu mana yang akan membuat kita triggered dan mana yang bisa kita pilih untuk abaikan.

Tuhan Yesus mengajarkan kita bahwa konflik, penolakan, atau perlakuan kurang baik dari orang lain, bukan dibalas dengan emosi dan kemarahan. Sebaliknya, itu adalah momen untuk menunjukkan reaksi yang 'Godly'. Setiap situasi yang sulit bisa jadi kesempatan untuk memancarkan kasih karunia.

Kita adalah terang bagi dunia ini. Setiap reaksi kita bisa menjadi cerminan kasih Tuhan. Ketika kita mengelola reaksi kita dengan baik, kita bukan hanya menunjukkan karakter Kristus dalam diri kita, tapi juga menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Yuk kita tunjukkan kasih dalam setiap reaksi kita.

Previous
Previous

We Need God’s Grace

Next
Next

Holy Emotions