Would You?
“What if God doesn't bless you with good health, financial stability, beautiful relationship, and so on, would you remain love him?”
Sebagaimana yang disampaikan oleh Ps. El dalam khotbah hari Minggu kemarin, hadiah adalah sebuah perpanjangan tangan dari hati sang pemberi hadiah. Hadiah tidak dapat menggantikan hati sang pemberi hadiah yang mengasihi. Tanpa hadiah, hati sang pemberi hadiah yang penuh kasih tidak akan berubah. Demikian halnya dengan berkat-berkat dalam kehidupan kita. Berkat adalah perpanjangan tangan dari hati Tuhan. Berkat tidak dapat menggantikan hati Tuhan yang mengasihi. Tanpa berkat, hati Tuhan yang penuh kasih tidak akan berubah. Hal ini telah dibuktikanNya melalui karya penebusan Yesus di kayu salib.
Now, the question is, “What if God doesn't bless you with good health, financial stability, beautiful relationship, and so on, would you remain love him?”
Bagaimana jika Tuhan tidak memberkatimu dengan kesehatan yang baik, keuangan yang stabil, hubungan yang Indah, dan sebagainya? Akankah kamu tetap mencintaiNya?
Pertanyaan ini hanya dapat dijawab ketika kita telah memiliki level kedewasaan yang cukup untuk memberikan respons dengan memandang bahwa Yesus adalah satu-satunya hal yang kita perlu di dunia ini. Tentu, hal ini tidak mengesampingkan bahwa sebagai manusia kita memiliki kebutuhan primer untuk bertahan hidup.
Filipi 4:13 - Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (TB)
Firman ini tidak mengatakan bahwa kita akan menjadi pribadi seperti Superman yang memiliki kekuatan super untuk melakukan apapun seperti yang kita mau. Firman ini ingin mengatakan asalkan saya memiliki Yesus, maka saya akan merasa cukup dan mampu menghadapi dunia ini apapun keadaannya, baik dalam kondisi berkelimpahan maupun berkekurangan.
Oleh karena itu, untuk mampu mengasihi Yesus apapun keadaan kita, yang harus dilakukan adalah memandang selalu kepada karya salibNya, yang jauh lebih berharga mengatasi semua kebutuhan kita yang lain.