Under Pressure
Hidup sering kali terasa menekan dari segala arah: tekanan pekerjaan, masalah keuangan, konflik keluarga, hingga masa depan yang tak pasti. Semua ini dapat menimbulkan kelelahan, sesak, bahkan putus asa. Namun, kita tidak sendirian—perasaan itu nyata dan manusiawi.
Bayangkan buah zaitun yang harus dipetik, dihancurkan, lalu ditekan agar menghasilkan minyak terbaik. Begitu pula tekanan dalam hidup, Tuhan izinkan bukan untuk menghancurkan, tetapi memurnikan dan mengeluarkan potensi terbaik kita: karakter yang kuat, iman murni, serta ketergantungan pada-Nya.
Rasul Paulus menulis dalam 2 Korintus 4:8-9, “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa.” Ayat tersebut menunjukkan bagaimana di tengah berbagai tekanan, ia tetap tidak terjepit, tidak putus asa, tidak ditinggalkan, dan tidak binasa. Semua itu bukan karena kekuatan sendiri, melainkan karena penyertaan Tuhan yang melampaui kemampuan manusia.
Bagaimana kita bisa melewati tekanan ini dengan baik?
• Ubah Perspektif: Lihatlah tekanan sebagai proses pembentukan, bukan hukuman. Tanyakan pada Tuhan apa yang ingin Dia bentuk dalam diri Anda.
• Serahkan Beban: Akui ketidakmampuan Anda dan serahkan kekhawatiran kepada Tuhan lewat doa (1 Petrus 5:7).
• Tetap Terhubung: Dekatkan diri pada Tuhan melalui doa, firman, dan penyembahan untuk memperoleh kekuatan dan damai sejahtera.
• Cari Komunitas: Jangan memikul beban sendirian. Berbagi dengan saudara seiman akan memperkuat Anda dalam masa sulit.
Jadi, dengan poin-poin yang telah dijabarkan di atas, kita tahu kan kepada siapa kita harus bergantung kalau kita sedang berada di bawah tekanan? Saya berdoa kita semua dapat mendapatkan kekuatan dari Tuhan yang selalu menyertai kita di dalam setiap tekanan yang kita alami, bahkan yang tidak dapat kita ucapkan. Amin!