Di Persimpangan Kecil Setiap Hari
Hidup ini sebenarnya dibentuk oleh banyak keputusan kecil yang kita ambil setiap hari. Cara kita menanggapi orang, memilih kata yang kita ucapkan, memutuskan mau mengikuti emosi atau tetap tenang, semua itu perlahan membentuk siapa kita. Dan justru di momen-momen sederhana itulah arah hidup kita terlihat.
Masalahnya, kita ini manusia. Daging kita lemah. Kadang kita tahu apa yang benar, tapi tetap saja memilih yang salah. Kita ingin melakukan yang baik, tapi realitanya tidak selalu seperti itu.
“Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, tetapi apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa tanpa pimpinan Tuhan, kita mudah sekali terseret oleh keinginan daging, oleh emosi, atau oleh tekanan sekitar. Karena itu, setiap pilihan yang kita ambil seharusnya dimulai dari satu hal sederhana: bertanya dulu kepada Tuhan. Minta hikmat-Nya. Minta kekuatan untuk tetap melakukan yang benar meski tidak mudah.
Ketika kita memilih dengan benar (meskipun kecil )orang lain bisa melihat Tuhan lewat hidup kita. Dunia tidak butuh “khotbah panjang”; kadang dunia hanya butuh melihat orang yang konsisten memilih jalan Tuhan dalam kesehariannya.
Jadilah “Alkitab terbuka” bagi orang-orang di sekitar kita.
Biarlah pilihan kita mencerminkan kasih, kebenaran, dan kerendahan hati. Biarlah cara kita hidup menjadi kesaksian yang lebih keras daripada hanya sekedar kata.
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”