Berakar pada Misi, Bukan Ambisi

TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
— Kejadian 2:15

Sebelum Adam menerima otoritas untuk memerintah atas ciptaan, Tuhan lebih dulu memberinya tujuan: mengusahakan dan memelihara taman Eden. Tuhan tidak menciptakan manusia untuk sekadar memerintah, tetapi untuk mewakili hati-Nya — menjaga, mengembangkan, dan membawa kehidupan di mana pun ia ditempatkan. Otoritas sejati selalu lahir dari penundukan diri kepada kehendak Allah.

Banyak orang rindu menjadi pemimpin besar, namun sering kali lupa bahwa kepemimpinan sejati bukan tentang posisi, melainkan tentang misi. Tuhan tidak pernah memberi otoritas tanpa arah; Ia selalu menanamkan tujuan sebelum memberi tanggung jawab. Adam tidak diminta untuk menguasai taman dengan seenaknya, tetapi untuk merawatnya sesuai rancangan Sang Pencipta. Begitu juga dengan kita — pekerjaan, pelayanan, bahkan jabatan yang kita miliki hanyalah sarana untuk menjalankan maksud Allah dalam hidup kita.

Ketika seseorang memahami tujuannya di hadapan Tuhan, maka cara ia memimpin akan berbeda. Ia tidak memimpin untuk dirinya sendiri, melainkan untuk memuliakan Tuhan. Ia tidak menggunakan kuasa untuk mengontrol, melainkan untuk membangun. Pemimpin seperti ini tidak mudah tergoda oleh ego, karena hatinya telah berakar pada panggilan ilahi. Otoritas tanpa tujuan melahirkan kesombongan, tetapi tujuan tanpa otoritas melahirkan ketidakberdayaan. Tuhan mau kita memiliki keduanya — tujuan yang jelas dan otoritas yang benar.

Previous
Previous

Character Before Calling

Next
Next

Panggilan