Character Before Calling
“Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.”
Banyak orang ingin dipercaya tanggung jawab besar, tapi sedikit yang mau dibentuk dalam hal kecil. Kita sering berdoa untuk panggilan yang besar, tapi lupa bahwa Tuhan lebih dulu mengerjakan sesuatu di dalam kita sebelum Ia bekerja melalui kita. Ia tidak pernah terburu-buru mengangkat seseorang yang belum siap menanggung beban panggilan itu.
Tuhan mencari pemimpin yang bisa dipercaya — bukan karena karismanya, tapi karena karakternya. Leadership is not about visibility, it’s about integrity. Bukan seberapa tinggi kita berdiri di depan orang lain, tapi seberapa dalam kita berakar di hadapan Tuhan.
Setiap pemimpin sejati pernah mengalami masa “tersembunyi”. Masa di mana tidak ada pujian, tidak ada pengakuan, hanya proses panjang yang menguji kesetiaan dan kerendahan hati. Di sanalah Tuhan memurnikan motivasi kita, menundukkan ego kita, dan menumbuhkan ketaatan yang tidak bergantung pada pengakuan manusia.
Karakter selalu mendahului panggilan. Karena tanpa karakter, berkat bisa berubah jadi beban. Tuhan menunda promosi bukan karena Ia kejam, tapi karena Ia mengasihi. Ia ingin memastikan bahwa ketika waktunya tiba, hati kita cukup kuat untuk tetap rendah.
The hidden seasons are holy. Di tempat itu, Tuhan sedang menulis fondasi kepemimpinan yang sejati — bukan untuk membangun nama, tapi untuk memuliakan-Nya. Dan ketika kita belajar merendahkan diri di bawah tangan-Nya, Ia sendiri yang akan meninggikan kita pada waktu yang tepat.
Panggilan sejati tidak dimulai di panggung, tapi di tempat sunyi — saat kita memilih taat meski tidak terlihat. Di sanalah karakter dibentuk, dan di sanalah Tuhan menyiapkan seorang pemimpin yang bisa Ia percayai sepenuhnya.