Setia, bukan sekedar “SUKSES”

Jika dunia yang menilai Yohanes Pembaptis, ia mungkin tidak akan masuk kategori “Berhasil.”

Tidak punya istana,
Tidak punya pengaruh politik,
Tidak punya akhir hidup yang indah.

Namun Yesus menyebutnya yang terbesar. Mengapa? Karena Tuhan tidak menilai seperti dunia menilai. Hal yang bisa kita pelajari dari Yohanes:

1. Kesetiaan lebih mahal daripada kesuksesan
Yohanes tidak hidup untuk membangun namanya sendiri. Ia hidup untuk menunjuk kepada Pribadi lain. Di dunia yang mendorong kita untuk tampil, diakui, dan dilihat, Yohanes justru rela memudar, ASALKAN Kristus dimuliakan. Kesetiaannya tidak diukur dari hasil yang terlihat, tetapi dari ketaatan dan kesetiaan yang total.

2. Tuhan mencari hati, bukan pencapaian
Kita sering berpikir Tuhan senang ketika hidup kita tampak “berhasil”. Padahal yang Tuhan cari adalah hati yang setia, bahkan ketika tidak ada tepuk tangan, tidak ada pengakuan, dan tidak ada hasil instan.

3. Dikhususkan, bukan dibagi
We are set apart FOR God. Kita dikhususkan UNTUK Tuhan, yang artinya bahwa hidup kita tidak lagi netral. Waktu kita, keputusan kita, dan ambisi kita semuanya sekarang punya satu tujuan yaitu kemuliaan Tuhan, bukan hanya kepentingan pribadi kita.

Ironisnya, justru ketika kita mati bagi diri sendiri, Kristus menjadi paling nyata dan benar-benar hidup. Segala sesuatu yang berasal dari Dia, layak kembali sepenuhnya kepada Dia.

Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil
— Yohanes 3:30
Next
Next

Orang Majus Keempat