Polisi Tidur
“…I know what I’m doing. I have it all planned out—plans to take care of you, not abandon you, plans to give you the future you hope for.”
Semua yang berkendara pasti akan tahu banget rasanya frustrasi ketika sedang terburu-buru, tapi malah melewati jalan yang ada banyak polisi tidurnya. Atau, interupsi lainnya yang bikin kita tidak bisa ngebut, seperti mendadak ada kucing menyeberang, perbaikan jalan, dll. Puyeng, tapi percayalah, seringkali semuanya itu ada untuk kepentingan lebih besar (e.g., supaya tidak menabrak di lokasi rawan penyeberangan, “wake up call” supaya tidak mengantuk, etc).
Kita bisa menganologikan hal ini dalam kehidupan nyata juga kok. Hal-hal yang kita kira “polisi tidur” dalam hidup kita adalah intervensi dari Tuhan. Tidak nyaman, annoying, mengguncang kendaraan hidup kita. Tapi, itu ditujukan supaya kita tidak menghancurkan diri kita sendiri DAN juga orang lain. The analogy holds the same as well, “speed bump” serves as a reminder for us to not rush, to slow down, lest we crush our own lives.
Natal adalah paling indah tentang interupsi/intervensi Allah dalam kehidupan manusia. Maria, yang sedang menjalani kehidupan biasanya, mendadak dapat penglihatan yang menghancurkan rutinitas sehari-harinya. Hilang sudah kenyamanan dan rencana hidupnya. Namun bayangkan jika Maria menolak interupsi Surga itu, sejarah dan nasib dunia tentunya berubah. Banyak sekali kisah di Alkitab dengan pattern yang serupa, seperti Musa yang sedang menggembalakan domba, mendadak ada semak berapi. But God’s goodness was behind all of those discomfort. Semua yang indah itu tidak mudah, dan semua pertumbuhan itu tidak nyaman.
Always remember this: Christmas is about God’s gift for the undeserving ones, even when He didn’t have to save us. But, it’s what makes The Gift inconceivably beautiful. The Heaven didn’t have to bother, but God chose to love us anyway. This is Christmas.