Belas Kasih Tuhan dan Pengorbanan Tuhan Besar Kuasanya
Dalam Markus 1:40-45, kita melihat sebuah momen penting dalam pelayanan Yesus yang mengungkapkan belas kasih-Nya yang mendalam, bahkan disertai emosi yang kuat, yaitu kemarahan atau indignation
Bagaimana kisah ini bisa kita sangkut pautkan dalam kehidupan sehari-hari?
1. Saat kita merasa “Najis” atau “Tidak Layak”, Yesus tetap mau menyentuh kita
Banyak orang saat ini merasa "najis" bukan karena penyakit fisik seperti kusta, tapi karena luka batin, rasa bersalah atas dosa masa lalu, kegagalan hidup, atau stigma dari orang lain. Kabar baiknya adalah, Yesus tidak menjauhi yang dijauhi orang lain. Ia justru datang dengan kerendahan hati dan menyentuh hidup mereka.
2. Belas Kasihan Yesus harus menggerakkan kita
Yesus menyentuh orang yang tak boleh disentuh dan jika kita telusuri kembali, tindakan ini sangat relevan di dunia modern. Banyak orang di sekitar kita merasa "terkusta" secara sosial, contohnya:
- Orang dengan latar belakang kriminal atau pecandu yang ingin berubah.
- Orang dengan gangguan jiwa atau kesehatan mental.
- Orang yang dijauhi karena status ekonomi atau isu pribadi.
Yesus tidak hanya "merasa iba", tetapi Ia juga BERTINDAK. Dalam kehidupan kita, kita sering merasa kasihan saat melihat orang susah, tapi tidak melakukan apa-apa. . Yesus menantang kita: "Jangan hanya melihat dari jauh, sentuh mereka, dan kasihi mereka. Belas kasihan sejati adalah yang menggerakkan kita untuk bertindak. Belas kasihan tanpa tindakan hanya menjadi perasaan kosong.
3. Penyucian itu melibatkan proses, tetapi Tuhan MAU dan MAMPU
Kadang kita tidak langsung melihat perubahan instan seperti orang kusta itu. Tapi prinsipnya sama, yaitu “Tuhan tidak hanya bisa, tetapi mau”. Kita hanya perlu datang dengan iman, kerendahan hati, dan penyerahan diri.
Yesus tidak menjanjikan jalan instan, tapi Dia menjanjikan kehadiran-Nya dan pemulihan yang sejati.
Mari kita bersama-sama datang kepada Tuhan dengan bentuk kerendahan hati dan berserah, bahwa hanya Tuhan yang memiliki kuasa atas hidup kita.