Gereja Cerminan Bhinneka Tunggal Ika
“...kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.”
Ayat ini menyampaikan bahwa keanggotaan dalam tubuh Kristus bukanlah status individual, melainkan relasional. Kita tidak hanya "anggota" dalam arti pribadi, tapi anggota yang saling terhubung dan saling bertanggung jawab satu sama lain.
Dalam tubuh yang sehat, tangan tidak meremehkan kaki, dan mata tidak merasa lebih penting dari telinga. Begitu juga dalam gereja:
Kaum muda tidak bisa menganggap lansia “tidak relevan”,
Kaum profesional tidak bisa menyepelekan mereka yang belum punya gelar,
Orang Batak, Jawa, Tionghoa, Papua, dll—semua memiliki warisan dan karunia yang berbeda tapi sama berharganya.
Gereja dipanggil untuk menyatukan kekuatan ini dalam satu visi Kristus, bukan membiarkan jadi kelompok-kelompok terpisah yang berjalan sendiri.
Hindari spirit "kami vs mereka".
Dalam dunia yang cenderung memecah belah berdasarkan usia, etnis, atau status. Kita sebagai gereja, justru dipanggil untuk melihat pribadi bukan dari bagaimana cara dunia melihat, melainkan melihat setiap pribadi dalam satu identitas yang sama, yakni "Tubuh Kristus".