Bunglon Mimikri
Pelajaran IPA waktu SD dulu kita pernah diajar tentang hewan bunglon yang bisa berubah-ubah warna menyerupai lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk berlindung dan menghindari dirinya dari pemangsa, itulah yang disebut kemampuan mimikri.
Tidak sedikit dari kita yang tanpa sadar hidup dengan prinsip "mimikri rohani". Di gereja kita kelihatan rohani, tapi di lingkungan lain kita menyesuaikan diri sedemikian rupa sampai kehilangan jati diri kita sebagai anak Tuhan.
Jadi apakah bergaul dengan yang bukan terang sudah otomatis kita ikut meredup menjadi gelap? Tidak, namun kita terlalu takut untuk terlihat berbeda. Kita ingin diterima. Tapi hati-hati, jangan sampai keinginan untuk "menyatu" membuat kita perlahan berubah dan menjadi serupa dengan dunia ini.
Roma 12:2 (TB)
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Kita memang diutus menjadi garam dan terang di tengah lingkungan yang gelap dan hambar untuk memberi rasa dan cahaya.
Namun sering kali, bukannya memberi pengaruh, kita malah terpengaruh.
Bukannya menerangi, kita justru meredup agar tidak terlalu "mencolok".
Kita memilih untuk diam saat kebenaran dibelokkan, dan ikut tertawa saat dosa dijadikan bahan candaan.
Matius 5:14-16 (TB)
"Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi... Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Tuhan tidak pernah memanggil kita untuk menyatu dan menghilang, tapi untuk hadir dan berdampak.