Tahta di Hati
Seringkah kita bertanya dan bercermin “Siapakah yang bertahta di hati kita?”
Setiap manusia punya celah dalam hati punya kecenderungan dosa, punya keinginan daging, dosa masa lalu. Kita sebagai manusia sering berpikir kita mampu dengan kaki sendiri dengan kekuatan sendiri sampai sampai lupa kalau sebenarnya diri kita pelan-pelan sudah dikuasai oleh keinginan sendiri, oleh hal-hal yang kita anggap biasa lama2 menjadi dosa.
Manusia cenderung sombong, cenderung angkuh, cenderung terlena dengan hal-hal duniawi. Hal yang diajarkan dunia berbanding terbalik dengan hal yang diajarkan Tuhan.
Jika kita jauh sedikit saja dengan Tuhan, iblis bisa pakai celah untuk menaruh hal-hal yang kelihatan nya biasa saja. Padahal itu awal dan permulaan dari dosa, seperti (hilang rasa syukur, iri, dengki, berbohong, insecure, overthinking dll). Awal nya terlihat aman tapi lama-lama akan berakar menjadi dosa
1 Petrus 5:8
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelan.
Bayangkan jika kita tidak baca firman, jauh dari Tuhan, bagaimana kita bisa berjaga-jaga? Lawan kita tidak main - main. Maka sadarlah bahwa kita itu gak layak, kita itu sangat amat butuh Tuhan, butuh roh kudus untuk membantu kita mencuci diri kita, mencuci kedalaman hati kita.
Karena hanya Tuhan sendiri yang mampu membereskan akar-akar dosa dalam diri kita, tahta hati kita yang salah, berhala hati kita. Ketika kita mau surrender all, mau membuka hati, ijinkan roh kudus untuk hadir. Maka pelan-pelan kita akan pulih.
Pelan-pelan kita akan bertumbuh, pelan-pelan kita akan menjadi manusia yang baru dan akan dirasakan buah nya. Hidup di dunia ini tidak mudah, tapi kita punya Tuhan yang menjadi sumber kekuatan, sumber sukacita, sumber dari segala segala nya