Gelap Banget Hidup
Pernah kepikiran nggak, kenapa waktu hidup terasa nyaman, semua berjalan sesuai harapan, diapresiasi banyak orang. Hati tuh tenang, kepala ringan, berasa bak di surga dunia?
Tapi giliran keadaan berjalan sebaliknya, semuanya langsung kerasa gelap banget, susah banget tuh buat tetap yakin kalau hidup akan baik-baik saja?
Kalo iya, maybe it’s a sign that we’re gripping our lives too tightly in our own hands. We don’t really trust other hands, not even God's. Kita pikir “kalau bukan gue yang handle, siapa lagi?”. Jadi, waktu tangan kita udah nggak sanggup carry beban hidup, rasanya ya... game over aja udah. Gak heran kalau hidup jadi keliatan gelap banget.
Betul memang, kitalah yang bertanggung jawab atas hidup yang Tuhan sudah percayakan. But here’s the thing: it’s not meant to be carried by our own strength. Instead to ask God to provide the strength, wisdom, and grace to carry that responsibility well. Karena tanggung jawabnya diberi, bukan untuk jadi beban yang dipikul sendiri, tapi undangan untuk berjalan bareng Tuhan as providers-nya.
So, kalau hari-hari ini hidup kok lagi kerasa gelap banget, don’t be ashamed. He’s been waiting for us, just come to Him, because….
“He’s loved us since day one“
“He’s the one who never leaves"
“The one who walks with us through the darkest valleys", and
“The only one who can truly provide our salvation.”
“...TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.”
