Kamu Lebih Besar Dari Sekadar Berkat!
Pernah kepikiran nggak, berkat terbesar dari Tuhan itu bukan soal hal-hal duniawi-tapi kita sendiri? Ya, kita jauh lebih penting bagi Tuhan daripada berkat itu sendiri. Terdengar paradoks ya?
Tapi ini nyata: Tuhan lebih memilih mempertahankan hubungan-Nya dengan kita, daripada memberikan sesuatu yang justru bisa menjauhkan kita dari-Nya.
Kalau suatu berkat malah bikin kita jauh dari Tuhan, Dia lebih rela menahannya. Bukan karena Dia pelit, tapi karena kasih-Nya terlalu besar untuk melihat kita tersesat karena berkat yang belum kita siap tanggung.
“Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.”
Ayat ini mengajarkan kita prinsip kapasitas. Tuhan kasih talenta—yang bisa diartikan sebagai berkat, tanggung jawab, peluang—sesuai kesanggupan masing-masing orang. Ada yang dapat lima, dua, bahkan satu. Dan yang pasti, Tuhan nggak pernah salah bagi. Dia tahu persis kapasitas setiap anak-Nya.
Jadi, pertanyaan yang harus kita ajukan bukan, “Kenapa aku nggak diberkati lebih besar?” tapi “Sudah siapkah aku menerima yang lebih besar itu?”
Coba bayangin kamu buka keran air sekencang-kencangnya ke arah gelas kecil. Apa yang terjadi? Airnya pasti tumpah ke mana-mana. Sama halnya dengan berkat—kalau kapasitas kita belum cukup besar, berkat yang besar bisa jadi beban. Bisa bikin kita jadi tinggi hati, boros, kehilangan arah, bahkan menjauh dari Tuhan.
Padahal, berkat itu seharusnya jadi alat untuk memuliakan Tuhan, bukan alasan untuk kehilangan Dia.
Jadi yuk, jangan cuma fokus minta berkat lebih besar. Fokuslah membangun kapasitas diri—karakter, iman, hikmat, dan kedewasaan rohani. Supaya ketika Tuhan percayakan sesuatu yang besar, kita siap menampungnya dan menyalurkannya sesuai dengan kehendak-Nya.
