Soy Sauce
“Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.”
Saya suka banget soy sauce, rasanya beda aja dengan kecap asin pada umumnya. Ada sensasi manis unyu-unyu gitu. Terkadang, saking sukanya, saya bisa "cemplungin" sushi ke banjiran soy sauce. Nah, sejauh yang saya tahu, itu sebetulnya cukup tidak sopan di kalangan tradisionalist orang Jepang aslinya. Nah, kalau suatu hari saya makan sushinya dicemplungin di hadapan seseorang yang saya kenal traditionalist juga, boleh dong? Kan saya suka soy sauce? Kan saya yang bayar?
Tentunya kalau kita orang Kristen yang waras, itu sangatlah salah. Ngaco. Hanya karena sesuatu itu diperbolehkan, bukan berarti kita harus melakukannya, apalagi kalau kita tahu hal tersebut akan menjadikan kita batu sandungan. "Being right" without wisdom is just "being wrong" in disguise.
"Loh, kan dark jokes di rumah duka gak dilarang di Alkitab."
"Suka-suka saya dong, kan saya yang sakit ati?"
"Ya emang gw yang bener kok, pantes dong klo gw ngomongnya kayak gitu?"
Apakah kita cukup familiar dengan statements di atas, atau jangan-jangan, kita termasuk orang yang sering mengucapkan hal seperti itu?
Saya hanya ingin mengajak kita membayangkan, seandainya Yesus juga mengadopsi pola pikir yang rigid seperti itu, apa jadinya. Kalau Allah tidak mengutus Yesus untuk menyelamatkan kita, apakah Dia salah? Tidak loh. Remember, we're not worth saving in the first place. We were on our way to hell, deservedly. Hanya karena Tuhan BISA menyelamatkan kita, bukan berarti Dia HARUS loh. Pernah terbayang? Gratefully, His miraculous grace was expressed through His decision to save us.
Kemerdekaan bukan berarti kita punya tiket gratis untuk berbuat seenak jidat. Justru, kemerdekaan sejati adalah ketika kita bisa memilih yang benar dan bijak, meskipun opsi lainnya juga sangat menggoda. This is maturity in Christ.
