Kagak Gitu, EGO!

Kemerdekaan bukanlah tujuan, melainkan langkah awal dari terobosan. Bayangkan jika setelah diproklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia, para pejuang berongkang kaki karena merasa cita-cita sudah tercapai. Jelas Indonesia tidak akan ada sampai titik ini, malah bisa jadi kembali menjadi negara jajahan. Setelah merdekapun, pasukan sekutu tidak tinggal diam, masih banyak perlawanan di berbagai tempat seperti pertempuran Medan Area, Bandung Lautan Api, dan yang terbesar pertempuran Surabaya yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan.

Begitupun iblis tidak tinggal diam atas kemerdekaan kita. Ia masih terus melancarkan aksinya untuk membawa kita kembali pada perbudakan.

Galatia 5 terjemahan BIMK, diberi judul “Pertahankanlah Kebebasanmu”. Berlanjut Galatia 6, “Keinginan Roh Allah dan Keinginan Manusia”. Artinya kemerdekaan yang telah dianugerahkan berkat perjuangan sampai titik darah penghabisannya Yesus, layak dipertahankan oleh segenap kekuatan kita, dengan terus berjuang menghadapi kontradiksi antara keinginan pribadi dengan kehendak Allah. Ya, iblis tidak perlu menarik kita pada dosa, cukup pada pemikiran manusia dan kehendak bebasnya.

Sungguh mengikuti kehendak Tuhan butuh perjuangan, sementara daging ini maunya diutamakan.

Seperti halnya dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Jika kian mengutamakan pihak pribadi atau golongan, tak heran negara akan sarat korupsi dan ketidakadilan. Apakah untuk itu tujuan bangsa Indonesia merdeka?

Bagaimana pula dengan tujuan Tuhan membebaskan kita? Apakah supaya kita ber-KTP Kristen? Apakah hanya untuk tampak merdeka, padahal masih terbelenggu oleh rantai tak kasat mata? Misi-Nya bukan saja untuk menyelamatkanku dari dosa, tapi juga dari diriku sendiri.

Selama kita masih jadi orang egois, hidup untuk kepentingan diri, artinya kita masih meleset dari tujuan karya Kristus.

Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
— 2 Kor‬intus ‭5‬:‭15‬
 
Saudara sudah dipanggil untuk menjadi orang yang bebas. Tetapi janganlah memakai kebebasanmu itu untuk terus-menerus melakukan apa saja yang kalian ingin lakukan. Sebaliknya, kalian harus saling mengasihi dan saling melayani.
— Galatia‬ ‭5‬:‭13‬ ‭BIMK‬‬

Kedua ayat ini menyatakan, bahwa kemerdekaan menjadi langkah awal sebuah kehidupan yang baru. Kini kita hidup untuk Kristus, yang diwujudkan dalam kasih dan pelayanan terhadap sesama.

Di sisi lain, keegoisan menghalangi kita akan hal itu, ia tidak akan mau rugi, ia tamak, ia manipulatif, ia pamrih, ia pemarah, ia tak pernah salah, ia haus pujian, ia akan cemburu, ia akan frustasi, ia menuntut jadi pusat segalanya.

Membacanya mengerikan bukan? Tapi begitulah kita, jika terus membiarkan keakuan merajalela. Hati yang mestinya tempat Yesus bertakhta, dijajah oleh diri sendiri.

Previous
Previous

Break Free from Chains ⛓️‍💥

Next
Next

What Does It Means To Be Mentally Free?