“Tengking Saja Roh [Bad Habit]!”
“Berjaga-jaga dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan. Roh memang penurut tetapi daging lemah.”
Dulu waktu saya masih muda, saya masih mudah diperdaya dengan pengajaran-pengajaran yang hanya menekankan, bahwa satu-satunya alasan kita punya masalah dan kebiasaan buruk dalam hidup adalah ulah roh jahat. Itu aja, sehingga fokus “solusi”nya juga hanya ada di aspek “roh” saja. Misalnya, menengking “roh miskin”, “roh pornografi”, dan roh-roh lainnya, intinya yang salah ya si makhluk halus tak terlihat itu.
Sangatlah naif kalau kita percaya bahwa satu-satunya peran iblis hanyalah bisa hidup kita melalui “platform” rohani saja. Begini, anggap lah bahwa memang roh jahat tersebut memang directly menginvasi kita, sehingga kita ada kebiasaan buruk. Namun, apa akibat dari keyakinan yang terlalu hitam/putih ini? Akibatnya, kita jadi mudah hanya menyalahkan “roh jahat” saja, tapi tidak mau mengakui, bahwa in the first place roh jahat itu bersemayam juga dalam tubuh yang “cocok/rentan” dengan perilaku buruk tersebut.
Kalau pada dasarnya kita memang tidak mau belajar mengendalikan impuls untuk marah-marah? Mau udah ditengking roh “ngamuk”nya pun, ya kita akan tetap struggling dengan anger issue. Dari awalnya kita sudah kebiasaan buruk dalam hal pornografi, tapi tidak mau disiplin menjauhi triggers yang menggoda? Atau tengking “roh miskin”, tapi tidak mau belajar mencatat pengeluaran dan menata keuangan? Ya mau ditengking 100x pun, kita akan tetap struggling, karena pada dasarnya kita tidak mau memproses tubuh kita yang adalah Bait Allah ini supaya dipimpin oleh Roh Kudus.
Dalam ayat di atas, clearly dikatakan kita tidak hanya perlu berdoa, namun juga “berjaga-jaga”, alias ada peran kita untuk waspada dan menjaga diri. So, jangan lagi sibuk cari pertolongan jasa ghost buster saja. Cek hati, apakah jangan-jangan, kita lah yang bikin “roh jahat” itu betah menghinggapi kita?