Stop Healing Palsu! Waktu Nggak Sembuhkan Luka!
Kita sering mendengar mantra kosong,
"Biarin aja, waktu akan menyembuhkan".
Miskonsepsi diatas bikin generasi sekarang terrbiasa #kaburduluaja aka ‘healing’ setiap kali ada masalah. Hasilnya? Bukan sembuh, malah tetap sakit, dompet tipis, dan kewajiban numpuk. Senang sebentar, tapi masalah malah balik berkali lipat. Ujung-ujungnya, hidup lagi yang disalahin.
Karena waktu nggak pernah menyembuhkan luka, ”waktu hanya menyembuhkan luka yang diobati". Waktu hanya membuat luka itu terkubur lebih dalam, dan diam-diam ia terus beroperasi sebagai kekuatan destruktif dalam hidup.
Luka yang tidak diobati tanpa disadari cenderung muncul kembali dalam bentuk pola perilaku berulang.
Lalu, bagaimana cara mengobati luka itu?
1. Berani Menamai Luka (Awareness): Proses pengobatan dimulai dengan keterbukaan yang jujur. Namai lukamu. Apakah itu rasa takut ditinggalkan? Rasa tidak cukup baik? Dengan menamai luka, kamu mengaktifkan prefrontal cortex (pusat berpikir rasional), menenangkan amygdala (pusat emosi). Ini adalah awal pemulihan.
2. Menghadapi Luka Membawa Kesadaran Diri: Luka disembuhkan melalui penerimaan diri dan kasih. Jangan biarkan luka masa lalu mendikte masa depan kita.
Mengobati luka adalah sebuah keputusan, bukan menunggu waktu. Saat kita berani menghadapinya, kesembuhan bukan hanya buat diri sendiri, tapi juga bisa Tuhan pakai untuk menguatkan dan menyembuhkan orang lain. Waktu berlalu, tapi Tindakan kitalah yang menyembuhkan. Jangan menyerah pada hidup, God is not done with us yet!