Our True Identity

Sejak manusia jatuh dalam dosa, status manusia telah menjadi seteru Allah yang selayaknya menerima murka dan hukuman Allah atas berbagai dosa yang telah dilakukan.

“For the wages of sin is death, but the gift of God is eternal life in Christ Jesus our Lord. – Romans 6:23” (NKJV)

Namun, karena kasih Allah pada manusia, upah dosa itu rela dibayar mahal oleh-Nya melalui pengorbanan Tuhan Yesus (atas dosa manusia) di kayu salib. Melalui pengorbananNya, siapapun yang percaya kepadaNya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

For God so loved the world that He gave His only begotten Son, that whoever believes in Him should not perish but have everlasting life. – John 3:16 (NKJV)

Tak hanya itu, dengan menerima Tuhan Yesus (percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat), kita memperoleh identitas sebagai anak-anak Allah.

“Namun semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya – Yohanes 1:12 (TB2)

Hal ini seharusnya menjadi kabar sukacita buat kita semua, baik bagi kita yang memiliki kisah masa lalu yang pahit maupun bagi kita yang merasa telah memiliki segalanya.

Bagi kita yang memiliki masa lalu pahit, entah itu broken family, broken relationship, dan sebagainya, ingatlah bahwa hal tersebut tidak dapat mendefinisikan siapa kita. Kita boleh memiliki masa lalu yang ‘hancur’, namun kita tidak harus memiliki masa depan yang demikian. Identitas kita adalah anak-anak Allah yang dikasihiNya.

Begitupun buat kita yang merasa telah memiliki segalanya, bayangkan jika semua yang kita miliki tersebut diambil dari kita, entah itu keluarga, harta, karir, dan sebagainya, apa yang tersisa? Suatu hari, kita bisa saja kehilangan orang yang kita cintai, harta yang kita miliki, jenjang karir yang kita tapaki, tetapi satu-satunya hal yang tidak dapat direnggut dari kita adalah identitas kita sebagai anak-anak Allah yang dikasihiNya.

Ingat, kita adalah anak-anak Allah. Hiduplah sebagai anak-anak Allah.

Previous
Previous

Tanggung “Jawab”

Next
Next

Kekecewaan di Dalam Hati