Penguasaan Diri
Pernah denger istilah hidup seperti roller coaster? Ada masa-masa ketika emosi kita naik turun, mulai dari marah, kecewa, takut, senang, bahkan sampai senang yang berlebihan. Tapi, tau nggak, Alkitab sebenarnya banyak banget ngajarin kita soal menguasai perasaan diri sendiri.
Di Galatia 5:22-23 ditulis bahwa salah satu buah Roh Kudus adalah penguasaan diri. Jadi, Tuhan sudah kasih kita kekuatan untuk bisa mengontrol perasaan kita, bukan malah dikendalikan oleh emosi.
Tapi, jujur aja, kadang gak mudah. Saat marah / kecewa, rasanya seperti ada api yang sulit dipadamkan, atau ketika kita terlalu senang, kadang bisa sampai overreaction.
Tapi coba deh bayangkan jika kita bisa menguasai perasaan kita. Bukan berarti kita harus menahan semua emosi & gak boleh merasakan apapun. Tuhan menciptakan kita dengan perasaan supaya kita bisa meresponi dunia di sekitar kita. Tapi yang dimaksud adalah kita tidak membiarkan perasaan kita menguasai hidup kita.
Contohnya, saat kita marah. Memang wajar marah, tapi gimana kita menanggapinya? Di Efesus 4:26 Tuhan bilang, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa.”
Artinya, kita boleh marah, tapi jangan sampai marah itu membuat kita melakukan hal yang gak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
Kuncinya adalah selalu terhubung dengan Tuhan. Saat kita mulai merasa emosi kita sulit terkendali, tenangkan diri, berdoa, & minta Tuhan penuhi kita dengan damai sejahtera-Nya. Tuhan itu selalu siap menolong kita, bahkan di saat-saat kita merasa gak bisa mengendalikan perasaan kita sendiri.
Penguasaan diri adalah proses, tidak instan. Tapi, semakin kita dekat dengan Tuhan, semakin Roh Kudus akan bekerja dalam hidup kita, membantu kita mengendalikan emosi dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Jadi, yuk, mulai latih diri untuk lebih tenang, lebih sabar & lebih berserah kepada Tuhan setiap kali emosi mulai bergejolak. Karna dasar kebenaran hidup kita harus sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, bukan perasaan kita.