Akar Dosa yang Meretakkan Kehidupan

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
— Yakobus 1:17

Dosa jarang tampak mencolok di awal. Seperti akar kecil yang tumbuh di bawah tanah, ia bekerja dalam diam, tetapi lama-kelamaan mencengkeram, menembus, dan merusak dari dalam.


Banyak keluarga hancur bukan karena badai besar, tapi karena akar kecil yang dibiarkan tumbuh: sebuah kebohongan kecil, rasa gengsi, kemarahan yang tidak diselesaikan, atau kasih yang tidak lagi dipelihara.

Namun, akar dosa tidak berhenti di rumah. Ia menyusup ke pekerjaan, pelayanan, bahkan ke dalam ibadah. Kita bisa aktif melayani, tapi diam-diam menyimpan kepahitan. Kita bisa tampak rohani, tapi kehilangan kelembutan kasih.

Akar dosa melahirkan:

  • Kebanggaan rohani: ketika kita merasa lebih benar daripada orang lain.

  • Kepahitan batin: ketika kita enggan mengampuni.

  • Kedinginan kasih: ketika kasih berubah jadi rutinitas tanpa hati.

Dosa tidak hanya melukai Tuhan, tapi juga menghancurkan cara kita mencintai sesama. Dan keluarga sering menjadi korban pertama dari dosa yang tidak dibereskan.

Yesus datang bukan hanya untuk menebus perbuatan dosa,
tetapi mencabut akar dosa sampai ke kedalaman hati manusia. Pemulihan sejati dimulai bukan dari menuduh dan menyalahkan orang lain, tapi dari tunduk rendah diri, mengakui, bertobat, dan menyerahkan hati dan hidup kita untuk diperbaharui setiap harinya.


Ketika kita berani menelusuri akar dosa, luka, ego, dan kepahitan, di sanalah kasih karunia mulai bekerja.

Previous
Previous

Idenya Tuhan

Next
Next

Kasih Sejati, Sajian di Meja Makan