Karakter Pemimpin
“Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain”
Paulus meminta kita menghormati dan menjunjung tinggi pemimpin yang bekerja keras, memimpin kita dalam Tuhan, dan berani menegur kita. Ini panggilan untuk mengakui otoritas ilahi dalam hidup kita.
Namun, pertanyaan kita: Apa yang membuat kita benar-benar mau mendengarkan orang lain? Berikut tiga kualitas non-verbalnya:
1. Integritas
Pemimpin yang dihormati adalah yang konsisten antara apa yang diucapkan dan yang dilakukan. Mereka menjalani apa yang mereka khotbahkan. Integritas menciptakan kepercayaan, dan kepercayaan adalah mata uang utama yang menentukan apakah kita mau nurut atau tidak.
2. Semangat Pelayanan
Kita diminta menghormati mereka yang bekerja keras. Kita cenderung menuruti pemimpin yang rela "turun tangan," bukan hanya memberi perintah. Mereka menunjukkan pengorbanan dan peduli pada tim lebih dari kepentingan pribadi. Pengorbanan ini memancarkan kasih, yang membuat kita tergerak untuk menjunjung mereka.
3. Kerendahan Hati
Pemimpin yang hebat tidak merasa paling tahu. Mereka bersedia menerima teguran (1 Tes. 5:12) dan mendengarkan masukan dari siapa pun. Kerendahan hati menciptakan lingkungan yang damai (1 Tes. 5:13), di mana tim merasa aman dan dihargai. Sifat ini menarik pengikut, jauh lebih kuat daripada arogansi jabatan.
Sebagai pemimpin muda (atau calon pemimpin), fokuslah membangun Integritas, Pengorbanan, dan Kerendahan Hati. Inilah blue print karakter Kristus yang akan membuat kita menjadi pemimpin yang sejati, yang bukan hanya hebat secara kapabilitas, tetapi juga kaya akan pengaruh rohani.