Kepemimpinan yang Dimulai dari Dalam
Sering kali dunia memandang kepemimpinan sebagai posisi, kekuatan, atau kemampuan menggerakkan orang banyak. Namun Alkitab menunjukkan gambaran yang sangat berbeda: kepemimpinan sejati dimulai dari hati yang tunduk kepada Tuhan.
Pemimpin adalah teladan sebelum ia menjadi pengajar. Ia menuntun lewat hidupnya sebelum ia menuntun lewat kata-katanya. Tuhan tidak terkesan oleh bakat yang besar jika hatinya kecil. Ia tidak mencari pemimpin yang sekadar “bisa”, tetapi yang sama seperti Kristus—lemah lembut, rendah hati, jujur, setia, dan penuh kasih. Bahkan Yesus sendiri, Pemimpin yang sempurna, berkata:
“Aku ini lemah lembut dan rendah hati.”
Kepemimpinan sejati bukan tentang diri sendiri, tetapi tentang taat kepada Tuhan dan melayani orang lain. Bukan tentang dikenali, tetapi tentang memikul salib. Bukan tentang memerintah, tetapi memimpin dengan kasih dan keteladanan.
Lewat reminder ini, kita dapat diteguhkan bahwa Tuhan memanggil setiap kita untuk memimpin—entah itu di rumah, pekerjaan, kampus, gereja, atau dalam lingkaran kecil pertemanan. Dan panggilan itu tidak dimulai dari kehebatan, tetapi dari hati yang mau dibentuk. Karena bukan hanya petinggi di suatu tempat, tapi kita semua adalah pemimpin. Kiranya kita dapat menjadi pemimpin yang bukan hanya mampu,
tetapi terlebih dahulu setia, berintegritas, dan taat kepada Kristus—karena karakter selalu mendahului kompetensi, dan kasih Kristuslah yang menjadi dasar semua kepemimpinan sejati.